Minggu, 3 November 2024
FINTECHNESIA.COM |

Pasca Perbaikan Operasional, Indosat Ooredoo Mencetak Laba Rp 1,57 Triliun

Fintechnesia.com | Tak diduga, Indosat Ooredoo bertumbuh dengan sehat di tahun 2019. Hal tersebut seiring strategi emiten berkode saham ISAT itu untuk melayani kebutuhan pasar telekomunikasi Indonesia.

Presiden Direktur dan CEO Indosat Ooredoo, Ahmad Al-Neama mengatakan; Indosat Ooredoo berhasil melaksanakan strategi tiga tahun sehingga kinerja keuangan solid “Kami berinvestasi untuk meningkatkan cakupan dan kinerja jaringan 4G. Langkah-langkah ini berkontribusi terhadap peningkatan basis pelanggan dan volume trafik data,” terang Al Neama, Senin (24/2).

Total pendapatan tumbuh 12,9% menjadi Rp 26,1 triliun, pendapatan seluler naik 14,7% menjadi sebesar Rp 20,7 triliun, dan EBITDA mencapai Rp 9,9 triliun, atau melesat 51,6% year on year (yoy). Pelanggan seluler tumbuh 1,2 juta menjadi 59,3 juta pelanggan pada akhir tahun 2019.

Dan Average Revenue per User (ARPU) meningkat menjadi Rp 27.900 dari tahun sebelumnya sebesar Rp18.700. Terutama disebabkan oleh tingginya peningkatan trafik data 71,6% yoy. Indosat Ooredoo membukukan laba bersih Rp 1,57 triliun. Naik sebesar hampir Rp4 triliun dibandingkan rugi bersih di tahun 2018 sekitar Rp 2,4 triliun di 2018 akibat perbaikan EBITDA dan penjualan menara.

Dalam hal operasional, Indosat Ooredoo memperluas jaringan 4G dari hanya 44% pada akhir tahun 2017 hingga hampir 90% di tahun 2019. Serta meningkatkan kualitas konektivitas di seluruh Indonesia secara signifikan.

Perusahaan telah mengoperasikan total 124.144 BTS per 31 Desember 2019. meningkat sebesar 49.218 BTS dibandingkan tahun sebelumnya. Sampai saat ini, ISAT mengoperasikan  48.048 BTS 4G.

Indosat Ooredoo telah menyelesaikan penjualan 3.100 menara perusahaan kepada PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel) dan PT Professional Telekomunikasi Indonesia (Protelindo) senilai Rp 6,39 triliun. Penjualan ini akan mendukung rencana strategis Indosat Ooredoo meningkatkan pengalaman jaringan lebih lanjut. Sehingga mampu memberikan pelayanan yang lebih baik lagi bagi pelanggan.

Pada tahun 2020, Perusahaan memberikan arahan pertumbuhan pendapatan sesuai dengan tingkat pertumbuhan pasar, dengan EBITDA margin pada kuadran persentase 30% atas. Serta CAPEX antara Rp 8,5 triliun sampai Rp 9,5 triliun. (yof)

sidebar

BACA JUGA

sidebar

BERITA TERBARU

header

BERITA PILIHAN