Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

BukuKas Galang Pendanaan Awal dari Program Surge Milik Sequoia

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Saat wabah corona, transaksi akuisisi masih tetap ada. BukuKas, aplikasi pengelola keuangan digital bagi usaha mikro, kecil dan menengah di Indonesia mengumumkan babak pendanaan baru yang dipimpin oleh Surge, program percepatan perusahaan rintisan milik Sequoia Capital India. Credit Saison, Hustle Fund, Whiteboard Capital, 500 startup dan sejumlah angel investor turut berpartisipasi dalam pendanaan babak ini.

Dengan pendanaan awal itu, BukuKas akan memperkuat bisnisnya mendukung usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) guna memahami dan mengatur alur keuangan mereka secara lebih efektif. “Sebelum meluncurkan BukuKas, kami melakukan riset dengan mewawancara ribuan pedagang di Indonesia untuk memahami masalah mereka. Semua orang berhak mendapatkan servis dan produk finansial terbaik. Misi kami memberdayakan 56 juta pedagang mikro lewat platform BukuKas. Menjadikan mereka bagian dari kisah pertumbuhan yang menginspirasi yaitu Indonesia,” kata CEO dan Founder BukuKas Krishnan M. Menon, Rabu (6/5).

Misi BukuKas sejalan upaya Pemerintah Indonesia mendigitalisasikan UMK. “Kami sadar hal paling menyulitkan para pedagang adalah bagaimana mengatur uang mereka, memahami arus laba dan rugi. Usaha kecil ini bisa sangat diuntungkan dari mendigitalisasikan keuangan mereka,” lanjut dia.

Aplikasi mobile BukuKas menyediakan solusi pembukuan sederhana dan inovatif bagi UMKM untuk memonitor penjualan, keuntungan dan kredit. Bahkan mengirim pesan pengingat pembayaran lewat WhatsApp ke para pelanggan ketika kredit jatuh tempo agar pelunasan tepat waktu. Hal itu memungkinkan pemilik usaha kecil menghemat 40 menit setiap hari dan Rp 76.000 setiap bulan. Menghindarkan mereka dari proses kalkulasi manual dan penyelarasan saldo yang merepotkan.

Dari Januari hingga Maret 2020, jumlah pedagang yang menggunakan BukuKas tumbuh 20 kali lipat dan angka transaksi melesat 60 kali. Hingga April 2020, BukuKas melayani lebih dari 250.000 pedagang yang telah mencatatkan transaksi senilai US$ 150 juta atau Rp 2,26 triliun. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER