Chairman Maybank, Datuk Mohaiyani Shamsudin mengatakan, berbesar hati dengan pencapaian yang stabil di kuartal pertama. Meskipun terjadi volatilitas pasar yang signifikan dan disrupsi sebagai dampak pandemi COVID-19. “Ini mencerminkan ketahanan Maybank dan sikap kehati-hatian yang telah kami ambil selama bertahun-tahun untuk membangun fondasi yang kuat terutama dalam hal modal dan likuiditas,” katanya, Kamis (21/5).
Group President & CEO Maybank, Datuk Abdul Farid Alias mengatakan, pencapaian kuartal I 2020 tidak mencerminkan kinerja hingga penghujung tahun ini. Kontribusi terbesar berasal dari penjualan beberapa aset likuid dan instrumen pendapatan tetap, yang berada di atas level optimal. Ini menghasilkan kenaikan 53,2% dalam pendapatan berbasis fee bersih. Kemudian mengangkat pendapatan operasional bersih sebesar 14,7%. “Sementara kami masih memiliki aset likuid yang besar. Kami perlu menjaga keseimbangan ketika menjualnya untuk memastikan bahwa aset tersebut tidak akan berkontraksi dengan pendapatan bunga bersih kami, terutama dalam kondisi penurunan suku bunga yang terjadi di dunia saat ini,” terangnya.
Sementara di pasar utama, Bank Maybank Indonesia Tbk mencatat kenaikan laba bersih setelah pajak dan kepentingan non pengendali (PATAMI) sebesar 29,7% menjadi Rp 538,2 miliar pada kuartal I 2020. Pendukungnya, kenaikan pendapatan non bunga (fee based income) dan pengelolaan biaya strategis secara berkelanjutan (sustained strategic cost management).
Maybank Indonesia mencatat pertumbuhan pendapatan non bunga (fee based income) sebesar 16,0% menjadi Rp597,6 miliar pada Maret 2020 dibandingkan Rp 515 miliar pada Maret 2019. Terutama didukung peningkatan pendapatan fee global market, bancassurance, investasi, dan fee transaksi jaringan elektronik (e-channel). (yof)