FinTechnrsia.com | Kebijakan validasi International Mobile Equipment Identity (IMEI) berlaku sejak 18 April 2020 sedang proses berhalan. Saat ini semua pihak terkait, sedang melakukan test funsionalitas CEIR atau Central Equipment Identity Register cloud. Awal Juli mulai efektif.
Hal ini karena pada pandemi Covid-19, belum memungkinkan mendatangkan hardware CEIR. Menurut Kepala Subdirektorat Kualitas Layanan dan Harmonisasi Standar Perangkat Pos dan Informatika Kementerian Komunikasi dan Informatik (Kominfo) Nur Akbar Said, CEIR Cloud dalam penyempurnaan. Antara CEIR Cloud dan CEIR hardware memiliki fungsi sama persis. “Bisa blokir IMEI. Jika produk atau ponsel termasuk katagori black market atau BM yakni tidak teregistrasi dalam TPP Produk, TPP Import dan data operator,” ungkap Akbar, pekan lalu.
Ketua Dewan Pengawas Asosiasi Penyelenggara Telekomunikasi Seluruh Indonesia (ATSI), Danny Buldansyah membenarkan sedang , melakukan tes fungsionalitas CEIR dan EIR (Equipment Identity Register) melalui cloud. “Yang menjadi perhatian kami adalah pelanggan. Jangan sampai pelanggan yang eksisting sampai terkena blokir,” ungkap Danny.
Baca juga: Ponsel BM Masih Bergentayangan, Industri Pertanyakan Komitmen Pemerintah Menegakkan Aturan
Direktur Industri Elektronika dan Telematika Ditjen ILMATE Kementerian Perindustrian, Achmad Rodjih Almanshoer menjelaskan, saat ini Kemenperin masih menunggu serah terima CEIR dan Kominfo. “CEIR masih di Kominfo. Lebih tepatnya di Telkomsel sebagai anggota ATSI, belum serah terima. Berdasarkan jadwal yang kita susun bersama, pekan ini masuktahap pembangunan sistem dan integrasi CEIR. Sitem yang akan dijalankan sementara waktu adalah cloud computing. Perangkat fisik untuk memasang sistem CEIR direncanakan tiba di Indonesia sekitar bulan Agustus 2020,” ungkap Rodjih.