Minggu, 14 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Wabah Corona Menyengat BCA, Alarm Bagi Bank-Bank Lain

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank Central Asia (BCA) dan entitas anak mencatat laba sebelum provisi dan pajak bertumbuh positif. Ditopang oleh penurunan biaya dana (CoF) dan perlambatan pertumbuhan beban operasional. Laba sebelum provisi dan pajak yang solid mengimbangi peningkatan biaya pencadangan untuk mengantisipasi potensi penurunan kualitas kredit.

Besarnya biaya provisi atau pencadangan dengan terpaksa mengorbankan laba bersih. Laba bersih emiten berkode saham BBCA itu pada semester pertama 2020 tercatat sebesar Rp12,2 triliun. Turun sekitar 4% dibandingkan Rp12,9 triliun pada periode yang sama tahun sebelumnya.

Pandemi berdampak pada perlambatan berbagai aktivitas bisnis di beragam industri, sehingga mengakibatkan lebih rendahnya permintaan kredit. Khususnya bulan Maret hingga Juni 2020.

Kredit tumbuh sebesar 5,3% year on year (yoy) menjadi Rp595,1 triliun pada Juni 2020, ditopang kredit korporasi. BCA membukukan kredit korporasi sebesar Rp 257,9 triliun, meningkat 17,7% yoy.

Sementara kredit komersial dan UKM turun 0,9% yoy menjadi Rp184,6 triliun. Pada portofolio kredit konsumer, kredit pemilikan rumah (KPR) tumbuh flat 0,3% yoy menjadi Rp 91 triliun. Lalu kredit kendaraan bermotor (KKB) turun 11,9% yoto menjadi Rp 42,5 triliun.

Saldo outstanding kartu kredit turun 18,6% yoy menjadi Rp10,6 triliun akibat penurunan konsumsi domestik. Total portofolio kredit konsumer turun 5,1% YoY menjadi Rp146,9 triliun.

Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, menyampaikan, BCA mendukung nasabah menghadapi kondisi perlambatan bisnis dengan restrukturisasi kredit. Selama Maret sampai Juni 2020, BCA memproses pengajuan restrukturisasi kredit sebesar Rp 115 triliun. Atau sekitar 20% dari total portofolio kredit yang berasal dari 118.000 nasabah.

Per 30 Juni 2020, total kredit yang telah selesai direstrukturisasi tercatat Rp 69,3 triliun atau 12% dari total portofolio kredit. “Kami melihat kemungkinan peningkatan kredit yang direstrukturisasi hingga 20%-30%dari total portofolio kredit, yang berasal dari 200.000-250.000 nasabah,” terang Jahja, Senin (27/7).


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER