Jumat, 29 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Wabah Corona Bikin Laba Bersih Bank Permata Terjun 48,5% Menjadi Rp 366 Miliar

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Dampak pandemi Covid-19 memang dahsyat. Industri perbankan merasakan betul. Bank Permata misalnya.

Laba bersih PermataBank pada semester I-2020 menjadi Rp 366 miliar. Turun 48,5% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 711 miliar.

Padahal PermataBank mencatatkan pendapatan operasional Sebelum Pencadangan sebesar Rp 1,7 triliun. Ttumbuh 24,2% year on year (yoy) dibandingkan periode sama tahun lalu. Terutama dikontribusikan oleh pertumbuhan pendapatan bunga bersih sebesar 12,1% yoy.

Direktur Utama PermataBank, Ridha D.M. Wirakusumah, mengatakan Vangkok Bank sebagai pemegang saham pengendali yang baru sangat berkomitmenmendukung pertumbuhan bisnis Bank Permata dalam jangka panjang, dengan sinergi bisnis yang menyeluruh baik di sektor UMKM maupun korporasi. “Hal tersebut memberikan angin segar di tengah periode yang cukup berat bagi semua industri, tidak terkecuali perbankan baik di Indonesia maupun dunia.,” JUmat (14/8).

Sedangkan net income margin atau NIM menjadi 4,5%. Meningkat dari 4,2% di periode yang sama tahun lalu. Rasio efisiensi juga menunjukkan perbaikan. Rasio Cost to Income Ratio (CIR) tercatat sebesar 58,7% terus membaik secara signifikan dibandingkan posisi tahun lalu sebesar 62,8%.

Baca juga: Tak Lagi Pemilik, Astra International Meneken Kesepakatan dengan Bank Permata

Sejalan prinsip kehati-hatian dalam menghadapi dampak COVID-19, di Semester I 2020 ini PermataBank mengalokasikan biaya pencadangan penurunan kualitas aset yang signifikan sebesar Rp 1,1 triliun. Sebagai akibat dari penurunan tarif pajak penghasilan badan (PPh) dari 25% menjadi 22% yang berlaku efektif di bulan Maret 2020, Bank juga mengakui tambahan beban pajak tangguhan yang berdampak pada penurunan laba setelah pajak.

Bank tetap memfokuskan penyaluran kredit bagi nasabah yang sehat. Penurunan kredit terutama disebabkan perlambatan pertumbuhan kredi. Sampai dengan akhir bulan Juni 2020, sekitar 15% dari portofolio kredit yang diberikan mengajukan permohonan restrukturisasi dan relaksasi dimana sebagian besar telah diselesaikan.

Posisi likuiditas tercermin dari rasio likuiditas loan to deposito (LDR) optimum sebesar 80,7% di bulan Juni 2020. Dan rasio CASA yang cukup kuat sebesar 52,1%. Pertumbuhan tabungan dan giro sebesar 11% yoy.

Dari sisi permodalan, rasio Common Equity Tier 1 (CET-1) dan capital adequacy ratio (CAR) terjaga dengan kuat pada posisi Juni 2020. Masing-masing sebesar 20,2% dan 21,3%, meningkat dibanding 18,4% dan 19,8% pada periode yang sama tahun lalu, jauh lebih tinggi dari ketentuan minimum modal yang berlaku.

Sementara, kredit bermasalah atau non performing loan (NPL) dapat dikelola dengan baik di level aman. Rasio NPL gross tercatat sedikit meningkat ke level 3,7% dibandingkan Juni 2019 yang sebesar 3,6%.

Adapun NPL net yang terjaga pada level 1,8% dibandingkan posisi Juni 2019 sebesar 1,3%. Bank melakukan upaya berkelanjutan untuk perbaikan NPL melalui restrukturisasi kredit bermasalah, penghapusan kredit, penjualan kredit NPL dan pertumbuhan kredit good book. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER