Rabu, 17 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Mewaspadai Risiko Sektor Finansial di Tengah Revolusi Digital

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Dampak pandemi terjadi peningkatan layanan pembayaran online dan perbankan digital Asia Tenggara. Akibat pembatasan jarak sosial, masyarakat menghindari cabang bank lalu beralih ke e-wallet dan aplikasi pembayaran seluler.

Sejatinya di akhir 2019, sebelum efek besar Covid-19 ada prediksi, transaksi keuangan online di Asia Tenggarq menjadi US$1 triliun pada tahun 2025. Dan segmen dompet digital melonjak lima kali lipat menjadi US$ 114 miliar di tahun yang sama.

Studi terbaru mencatat 40% konsumen di Asia Tenggara mengaku menggunakan dompet elektronik lebih dari sebelumnya. “Uang tunai perlahan-lahan digulingkan sebagai raja. Semakin sedikit yang menggunakan uang kertas,” kata Yeo Siang Tiong, General Manager Asia Tenggara di Kaspersky, pekan lalu.

Indikator yang menjadikan Asia Tenggara lahan subur perbankan digital dan sistem pembayaran online lantaran banyaknya populasi muda -kaum milenial dan Gen Z. Mereka tidak terbiasa mengunjungi gedung-gedung keuangan, mengantre lama untuk mengisi formulir dengan pena dan kertas, seperti generasi sebelumnya.

Di sisi laim masih banyak masyarakat unbanked atau underbanked. Mereka tidak memiliki rekening bank atau laporan kredit sebelumnya. Terutama di Indonesia, Malaysia, Thailand, Filipina, dan Vietnam.


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER