FinTechnesia.com | Pasar Indonesia terus menjadi incaran pemain sistem pembayaran global. Setelah WeChat Pay, giliran PPRO, platform pembayaran asal Inggris, mengumumkan masuk ke Indonesia. PPRO berntegrasi dengan metode pembayaran lokal, DOKU dan OVO.
Masuknya PPRO ke Indonesia menandakan ekspansi yang berkelanjutan di pasar yang sedang booming. Juga merupakan indikator kepercayaan di Asia Tenggara. Di kawasan ini investasi asing ke perusahaan tekfin telah berkembang tujuh kali lipat, bernilai US$ 4,6 miliar.
Tahun 2020 juga menjadi medan pertempuran seru sistem pembayaran digital Indonesia. Dengan pertumbuhan ecommerce 50% menjadi US$ 35 miliar pada tahun 2020, integrasi dua metode pembayaran lokal terbesar itu akan memberikan peningkatan aksesibilitas pasar internasional kepada konsumen Indonesia.
Baca juga: Sah, WeChat Pay Sudah Bisa Digunakan di Indonesia
Global Head of Payment Networks PPRO, lvin Phua menyatakan, Indonesia adalah pasar strategis. “Kami menawarkan metode pembayaran yang populer ini, serta layanan keuangan penting yang mempermudah mengelola aliran dana melintasi perbatasan Indonesia,” ujar Ivin, mengutip situs PPRO, Senin (28/9).
Chief Marketing Officer DOKU, Himelda Renuat menyatakan, DOKU terus mengembangkan jangkauan ke konsumen baru. Dengan berintegrasi ke dalam platform pembayaran global PPRO, DOKU memperluas jangkauan kami ke ekosistem global. “Memungkinkan lebih banyak orang Indonesia membayar dengan metode pembayaran tepercaya mereka saat berbelanja online,” terang Himelda.
Head of PR OVO, Sinta Setyaningsih menambahkan, strategi OVO dibangun di atas pendekatan ekosistem terbuka dan model terintegrasi untuk menciptakan lanskap keuangan mitra yang inklusif. “Integrasi kami dengan PPRO merupakan langkah besar memungkinkan pengguna mengakses pasar e-commerce global tanpa hambatan dan ekosistem pembayaran global,” ujar Sinta. (hlm)