Selasa, 26 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Awas, Serangan Siber Juga Menargetkan Server Berbasis Linux

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Banyak organisasi memilih Linux sebagai server dan sistem penting secara strategis. Sistem operasi ini dianggap lebih aman dan tidak terlalu rentan terhadap ancaman siber dibandingkan Windows yang jauh lebih populer.

Tapi, tidak demikian dalam hal ancaman persisten tingkat lanjut (APT). Kaspersky mengidentifikasi tren semakin banyak aktor ancaman melakukan serangan terhadap perangkat berbasis Linux.

Delapan tahun terakhir, lebih dari selusin aktor APT menggunakan malware Linux atau beberapa modul berbasis Linux. Termasuk kelompok ancaman terkenal seperti Barium, Sofacy, Lamberts, dan Equation. Serta kampanye lebih baru seperti, LightSpy oleh TwoSail Junk dan WellMess.

Diversifikasi persenjataan mereka dengan alat Linux, memungkinkan aktor ancaman melakukan operasi secara lebih efektif dengan jangkauan lebih luas.

Mitos bahwa Linux, sebagai sistem operasi yang kurang populer dan tidak berpotensi menjadi sasaran malware, mengundang risiko keamanan siber tambahan. Meskipun serangan yang ditargetkan pada sistem berbasis Linux masih jarang terjadi, terdapat malware yang dirancang untuk mereka.

Sebagai contoh, Turla – grup produktif berbahasa Rusia yang terkenal karena taktik eksfiltrasi terselubungnya – mengubah perangkatnya secara signifikan selama bertahun-tahun. Termasuk penggunaan backdoor Linux.


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER