Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

CIMB Niaga Sabet Penghargaan dari The Asian Banker

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank CIMB Niaga memperoleh penghargaan The Liquidity Risk Technology Implementation of the Year 2020 dari lembaga riset internasional The Asian Banker. Penghargaan tersebut diberikan pada ajang The Asian Banker Financial Markets and Risk Management Awards 2020 virtual pekan lalu.

CIMB Niaga diakui berhasil membangun dan menerapkan infrastruktur teknologi untuk mengelola risiko likuiditas secara efektif, optimal, dan komprehensif. CIMB Niaga mengandalkan tools bernama Asset Liabilities Management Risk Integrated and Analytics Solutions atau Almira

Direktur Risk Management CIMB Niaga, Vera Handajani mengatakan, dengan teknologi Almira, manajemen dan pengelola Asset Liabilities Management (ALM) CIMB Niaga fokus menganalisis dan mengambil langkah yang tepat dan cepat berdasarkan informasi akurat yang dihasilkan sistem.

Selain mengelola Liquidity Coverage Ratio (LCR) dan Net Stable Funding Ratio (NSFR), Almira juga dapat melakukan scenario analysis, stress testing, pemantauan funding concentration risk, dan beberapa indikator penting dalam manajemen risiko likuiditas lainnya secara harian. “Penghargaan ini membuktikan, teknologi yang kami terapkan telah mendapatkan pengakuan dari lembaga independen bereputasi internasional,” kata Vera, Kamis (8/10).

CIMB Niaga terus berinovasi menerapkan digitalisasi dan otomasi dalam berbagai bidang, termasuk manajemen risiko. Penerapan teknologi sangat penting dalam strategi dan pengembangan bisnis di CIMB Niaga. Hal ini juga terintegrasi dengan proses transformasi dan peningkatan budaya risiko di CIMB Niaga.

Almira membangun infrastruktur ALM Risk yang terintegrasi bagi CIMB Niaga dan anak perusahaan dalam mengelola manajemen risiko likuiditas dan Interest Rate Risk in Banking Book (IRRBB) secara komprehensif berdasarkan sistem yang terintegrasi. Hal ini juga untuk mendukung pengembangan bisnis serta memenuhi persyaratan dari home regulator dan house regulator, yaitu Indonesia dan Malaysia sesuai standar Basel III.

“Kami mengimplementasikan teknologi manajemen risiko secara end to end. Menggunakan perangkat lunak (software) yang tepat, kapasitas infrastruktur (hardware) yang termutakhir, integritas data yang baik, serta sumber daya manusia yang kompeten,” kata Vera. (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER