Minggu, 14 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Uji Coba Sistem Persinyalan LRT Jabodebek Berjalan Mulus

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Kementerian Perhubungan bersama empat BUMN, yakni Len Industri, Adhi Karya, INKA, PT Kereta Apo Indonesia (KAI) melakukan uji coba penggunaan sistem persinyalan LRT Jabodebek dengan kereta melalui lintas Stasiun TMII – Stasiun Harjamukti. Uji coba LRT Jabodebek untuk menguji sistem operasi Grade of Automation 0 (GOA 0) sebagai fase awal menuju sistem otomasi GOA 3.

Sistem operasi dikerjakan Len Industri dan Siemens. “Kita berangkat sudah menggunakan sistem operasi GOA 0. Sistem otomasi belum dibuktikan, tetapi secara full sinyal merah, kuning, hijau itu sudah sesuai dengan standar-standar pengoperasian KAI,” jelas PPK LRT Kementerian Perhubungan Ferdian, dalam rilis, Sabtu (7/11).

Direktur Operasi I Len Industri, Linus Andor Mulana Sijabat menjelaskan, kegiatan pengujian bisa berjalan dengan baik. “Len Industri dalam pembangunan LRT Jabodebek berperan dalam manajemen proyek, instalasi, pengujian dan pengawasan, support engineering, serta pengadaan material lokal,” terang Linus.

Dalam pembangunannya, Len Industri menggarap sistem persinyalan  LRT Jabodebek Lalu Len Railway Systems (anak perusahaan Len Industri) menggarap PSD (Platform Screen Door) sebagai mekanisme pengamanan penumpang LRT Jabodebek .

Menurut Linus, LRT Jabodebek memiliki potensi besar menjadi solusi transportasi Jabodetabek. LRT akan menjadi moda transportasi sehari-hari dalam memobilisasi masyarakat dari permukiman menuju pusat Jakarta.

Sistem pengoperasian LRT akan lebih efektif karena menggunakan sistem yang lebih canggih. LRT akan bergerak tepat waktu dengan penjadwalan yang sistematis. Karena itulah, LRT dengan kapasitas 720-1200 penumpang per rangkaian, kereta akan bisa mempercepat waktu tunggu atau headway hingga kurang dari 3 menit.

Pembangunan LRT secara elevated. Ini menghindari besarnya masalah pembebasan lahan dan terhambatnya perjalanan karena adanya perlintasan sebidang yang berpotensi menimbulkan kemacetan.

Uji coba persinyalan dilakukan menggunakan pola operasi  dengan 2 train set. Perubahan atau pembentukan rute dilakukan dari back-up Operation Control Center (OCC) dengan kecepatan kereta mencapai 80 Km/jam. Perjalanan dari Stasiun TMII – Stasiun Harjamukti, hingga kembali ke Stasiun TMII berjalan lancar tanpa kendala. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER