Rabu, 27 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Meningkatkan Keamanan Pembayaran, Mastercard, IDEMIA dan MatchMove Uji Coba Kartu Biometrik Sidik Jari di Asia

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Mastercard menggandeng IDEMIA, perusahaan augmented identity dan MatchMove, fintech yang berbasis di Singapura, untuk proyek percontohan pertama mereka di Asia. Yaitu kartu biometrik yang menggunakan sidik jari untuk mengotorisasi transaksi di terminal pembayaran di dalam toko.

Kartu dengan nama produk F.CODE Easy tersebut, membawa pengalaman otentikasi biometrik yang mulus dan intuitif dari smartphone ke smartcard. Transaksi menjadi lebih nyaman dan aman.

Pemegang kartu tidak harus memasukkan nomor PIN atau tanda tangan. Sehingga mengurangi kontak fisik di tempat umum.

F.CODE Easy memastikan privasi dan keamanan dengan menyimpan semua kredensial biometrik pada chip kartu dan bukan di database pusat. Kartu bebas baterai, mengumpulkan energi dari terminal pembayaran untuk menyalakan sensor sidik jarinya, dirancang agar mudah digunakan dan disertifikasi dengan standar ISO oleh Mastercard untuk keamanan dan kepatuhan.

MatchMove, perbankan sebagai penyedia Layanan di Singapura, akan menerbitkan kartu biometrik untuk ujicoba pada kuartal keempat tahun ini. Uji coba mengutamakan karyawan Mastercard, IDEMIA dan MatchMove menggunakan kartu untuk transaksi dan demonstrasi langsung untuk pelanggan.

“Dengan fokus Mastercard pada perdagangan digital, solusi ini bukti kemitraan inovatif yang dibangun Mastercard. Dan misinya untuk memberikan pengalaman pembayaran yang cepat dan tanpa hambatan yang terlindungi di setiap titik,” terang Matthew Driver, Executive Vice President, Services, Asia Pacifik Mastercard, pekan lalu

Berdasarkan studi Mastercard di berbagai pasar di seluruh dunia yang diterbitkan pada bulan Juni, perpindahan ke transaksi bebas sentuh sedang berlangsung secara global. Hampir setengah pengguna berencana menggunakan uang tunai lebih jarang bahkan setelah pandemi COVID-19 berlalu. Di Asia Pasifik, 71% di Australia, 77% di India, 73% di Tiongkok, dan 62% di Jepang – percaya bahwa peralihan ke pembayaran nirsentuh akan tetap ada. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER