Jumat, 29 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Saat Fintech Lain Masih Tumbuh, Fintech Lending Melorot

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Cambridge Centre for Alternative Finance (CCAF) dari University of Cambridge Judge Business School, World Bank Group, dan World Economic Forum meluncurkan studi penilaian cepat pasar financial technology (fintech) global COVID- 19. Atau Global COVID-19 FinTech Market Rapid Assessment Study).

Studi tersebut mengungkapkan, industri fintech global terus tumbuh di tengah pandemi. Dengan 60% perusahaan yang disurvei meluncurkan produk atau layanan baru atau mengembangkan produk yang ada sebelumnya.

Namun, pertumbuhan fintech lintas model bisnis, wilayah, dan pasar sangat tidak merata. Fintech masih menghadapi hambatan signifikan operasi dan penggalangan dana.

Penyelenggara fintech juga mengisyaratkan perlunya lebih banyak dukungan peraturan dan pemerintah, mengingat pandemik COVID-19 masih menjadi kendala bagi industri. Riset ini didukung oleh UK Foreign, Commonwealth and Development Office (FCDO) dan Kementerian Keuangan Luksemburg.

Diambil dari 1.385 perusahaan FinTech di 169 negara, data studi tersebut mengindikasikan 12 dari 13 sektor FinTech melaporkan pertumbuhan year-on-year (yoy) di separuh pertama tahun 2020 dibandingkan periode sama sebelum pandemi di tahun 2019.

Perusahaan melaporkan pertumbuhan rata-rata dalam jumlah dan volume transaksi sebesar masing-masing 13% dan 11%. Namun, dampak COVID-19 pada kinerja pasar tidak merata di seluruh sektor industri dan geografi. Bergantung perkembangan ekonomi serta ketatnya peraturan terkait COVID-19 di masing-masing negara.

Pembayaran digital, digital savings, WealthTech, dan digital asset exchanges secara global menunjukkan pertumbuhan di atas 20%. Sementara sektor digital banking, digital identity, dan RegTech menunjukkan pertumbuhan lebih rendah, sekitar 10%.

Satu-satunya sektor yang melaporkan penurunan selama periode sama adalah digital lending (pinjaman online). Volume transaksi turun rata-rata 8%. Pinjaman online, sama seperti pinjaman bank, bersifat procyclical. Yakni ketika siklus ekonomi menurun maka penyaluran kredit pasti ikut menurun.

Fintech yang memfasilitasi pinjaman online juga melaporkan penurunan rata-rata 6% dalam hal pemberian pinjaman baru. Dan melaporkan kenaikan 9% pinjaman yang menunggak.

Secara geografis, kawasan dengan pertumbuhan transaksi tertinggi adalah Timur Tengah & Afrika Utara (MENA) dengan 40%, Amerika Utara (21%), dan Afrika Sub-Sahara (21%). Hasil tersebut kontras dengan pertumbuhan transaksi sebesar 13% di Amerika Latin.


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER