Selasa, 23 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Di Balik Penggunaan Profil Anonim Media Sosial

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Apakah Anda memiliki akun anonim online? Survei terbaru Kaspersky menunjukkan Anda tidak sendiri.

Lebih dari 3 dari 10 pengguna di Asia Pasifik mengaku memiliki profil media sosial tanpa nama asli, foto, dan informasi identitas pribadi. Kekuatan anonimitas paling banyak di Asia Tenggara sebesar 35%. Lalu Asia Selatan sebesar 28% dan Australia sebesar 20%.

Platform yang paling banyak digunakan oleh pengguna yang ingin menjaga identitasnya adalah Facebook (70%), YouTube (37%), Instagram (33%), dan Twitter (25%).

Penggunaan profil tanpa nama dan wajah memiliki dua persepsi. Hasil survei mengungkap bagaimana kenyataan ini memungkinkan individu untuk mengejar hasrat mereka dan memanfaatkan kebebasan berbicara. Tapi pada saat yang sama juga untuk melakukan aktivitas yang berbahaya dan merugikan

Hampir setengah (49%) dari yang disurvei menyatakan mereka menggunakan akun anonim untuk memanfaatkan kebebasan berbicara tanpa memengaruhi reputasi mereka. Sementara 48% ingin mencurahkan kepentingan dan minat rahasia mereka tanpa diketahui oleh sesama teman atau kolega.

Lebih dari seperempat (34%) juga menggunakan akun anonim untuk menentang argumen seseorang atau berita tanpa menggunakan identitas asli. Walaupun survei juga menunjukkan 30% orang menggunakan akun media sosial anonim untuk aktivitas tidak berbahaya. Seperti berbagi informasi tentang kesukaan dan artis favorit mereka, dan 22% juga terlibat dalam stalking online.

Hanya sebagian kecil (3%) yang melaporkan menggunakan akun anonim untuk menangkis email spam dari akun asli, menghindari doxing, berfungsi sebagai alternatif untuk tujuan lain. Seperti bermain game, dan mencegah pihak eksternal memiliki akses ke akun email asli mereka.

Inti dari temuan ini adalah konsumen di Asia Pasifik kini semakin menyadari reputasi yang mereka bangun secara online. Dan pentingnya reputasi tersebut bagi kehidupan nyata mereka.

“Kita telah sampai di persimpangan jalan. Profil virtual individu dan perusahaan digunakan sebagai parameter untuk sebuah evaluasi atau penilaian,” kata Yeo Siang Tiong , General Manage untuk Asia Tenggara di Kaspersky. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER