Jumat, 26 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Banyak Kegiatan di Rumah, Aksi Phising Semakin Mewabah

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Istilah phising tidak awam di telinga masyarakat Indonesia. Phising merupakan tindak memperoleh informasi pribadi, seperti ID pengguna, PIN, nomor rekening bank, serta nomor kartu kredit dengan tidak sah.

Pihak tidak bertanggung jawab menggunakan informasi ini untuk mengakses rekening, melakukan penipuan kartu kredit atau bahkan memandu nasabah untuk melakukan transfer ke rekening tertentu dengan iming-iming hadiah. 

Perkembangan dan kemajuan teknologi informasi dengan segala kemudahan mengakses internet membuat kegiatan phising ini sangat sering terjadi. “Butuh kewaspadaan tinggi agar masyarakat tidak mudah terlena dalam memberikan informasi data di dunia siber ini,” ujar Nur FitrianaPengembang Teknologi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Kamis (11/2).

Di masa pandemi, semua kegiatan pendidikan banyak dilakukan secara daring, menjadi lahan bagi para pelaku phising. Mereka menyasar orang tua, siswa bahkan guru yang masih minim dengan literasi digital.

Kebanyakan mereka tergiur akan iming-iming hadiah, berupa kuota gratis atau potongan belanja online. “Sehingga tanpa sadar mereka masuk ke situs-situs palsu dan memberikan data pribadi, yang mana merupakan salah satu modus phising,” lanjut Nur Fitriana.

Merebaknya kasus phising ini juga disebabkan minimnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat. Sehingga acapkali masyarakat terjebak dengan tampilan situs palsu yang menyerupai situs resmi, atau dengan tawaran hadiah.

Dessy Sukendar, Policy Program Manager Facebook Indonesia mengatakan, Facebook telah mengeluarkan kebijakan guna menghindari pengguna mengalami tindak kriminal siber phising  ini.  Facebook, Instagram serta WhatsApp, sering memperbarui fitur-fitur yang membantu pengguna untuk tetap aman bersosial media.

Facebook selalu mengecek secara teratur guna memastikan tidak ada akun-akun palsu yang melakukan tindakan phishing ini. “Facebook dan Instagram juga memiliki fitur keamanan. Seperti email from Instagram atau email from Facabook yang memastikan pengguna email resmi yang dikirimkan oleh platform,” ujar Dessy.

Konten Creator Siberkreasi dan Cameo Project, Martin Anugrah menyampaikan, phising sering terjadi tanpa kita sadari. Seperti di grup chatting seperti WhatsApp, misalnya pengiriman pesan berantai ke 10 orang untuk mendapatkan hadiah dari sebuah brand. “Dengan mengirimkan pesan tersebut tanpa kita sadari kita sudah menjadi pelaku phising,” terangnya. (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER