Rabu, 17 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Serangan ke Sektor Keuangan Semakin Masif, Ini Solusinya

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Seiring pertumbuhan sektor keuangan yang masif, industri ini mengalami lonjakan serangan siber dan aktivitas fraud. Keamanan data menjadi perhatian khusus. Penjahat siber terus mencari kerentanan baru untuk dieksploitasi dengan serangan yang semakin canggih.

Menurut F5’s Curve of Convenience 2020 Report: The Privacy Convenience Paradox, hanya sekitar 57% konsumen di Indonesia percaya layanan keuangan cukup efektif dalam hal privasi data dan perlindungan informasi pribadi.

Survei Cybersecurity Exposure Index (CEI) 2020 oleh PasswordManagers.co mengungkapkan data negara yang paling rentan terhadap ancaman dunia maya. Dari 108 negara yang dianalisis, Indonesia menempati urutan ke-59. Menunjukkan masih ada ruang perbaikan dalam keamanan sibernya.

Masih banyak serangan siber yang dialami di industri layanan keuangan, dengan bentuk yang umum termasuk pembobolan data. Informasi sensitif mulai dari nama nasabah, alamat, hingga rekening bank dan nama ibu kandung bocor. Kemudian data tersebut dijual secara online di dark web atau digunakan untuk melakukan tindakan kriminal lainnya.

F5 Labs menganalisis serangan lain yang perlu diantisipasi oleh layanan keuangan. Dan menemukan peningkatan yang signifikan dalam jumlah serangan yang berhubungan dengan otentikasi dan distributed denial-of-service (DDoS). Secara rata-rata, serangan brute force dan credential stuffing.

Yaitu pencurian data kredensial. Ke9mudian digunakan untuk memperoleh akses ilegal terhadap account menyumbangkan 41% dari semua serangan terhadap organisasi jasa keuangan selama periode tiga tahun penuh. Tren ke depan, serangan DDoS adalah ancaman terbesar kedua bagi organisasi layanan keuangan.

Terhitung 32% dari semua insiden yang dilaporkan antara 2017 dan 2019. Serangan ini dapat menyebabkan kerusakan dari akun pengguna yang terkompromi hingga gangguan service dari server yang ditargetkan. Menyebabkan ketidaknyamanan nasabah dan hilangnya kepercayaan mereka kepada perusahaan layanan keuangan.

Singkatnya, data layanan keuangan adalah salah satu jenis data yang paling dicari melalui serangan dunia maya dan pelanggaran data (data breach).

F5, menawarkan rangkaian solusi, Shape membantu mengatasi tantangan keamanan yang dihadapi oleh perusahaan layanan keuangan. “Memanfaatkan kecerdasan buatan (artificial intelligence)  dan pembelajaran mesin (machine learning), solusi Shape mengalahkan penipuan atau fraud yang menyerang aplikasi di setiap langkah perjalanan perbankan dari nasabah,” terang Surung Sinamo, Country Manager F5, Rabu (3/5)

Dengan Shape, organisasi dapat menentukan secara akurat secara real time, jika suatu permintaan (request) berasal dari sumber yang tidak benar (fraudulent). Solusi F5 Shape akan memitigasi secara efektif. Selain itu, mengantisipasi serangan yang berubah setelah upaya pertama yang gagal. solusi Shape juga menyesuaikan dan mempertahankan keefektifan secara penuh pada upaya selanjutnya. (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER