Rabu, 17 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

HSBC Siap Garap Pasar Milenial

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Di era vaksinasi saat ini, perekonomian Indonesia terus diunggulkan. Sebab, bonus demografi dan adopsi ekonomi digital yang sangat pesat.

Investasi di bidang teknologi maupun sektor pendukung lain seperti e-commerce, telekomunikasi, dan logistik meningkat pesat sejak era pandemi. Memberikan momentum bagi industri keuangan dan perbankan mengambil peluang di tengah perubahan perilaku konsumen di Indonesia.

Eri Budiono, Direktur Commercial Banking Bank HSBC Indonesia menyatakan, dari sisi sentimen positif, program vaksinasi sangat memberikan momentum bagi pertumbuhan ekonomi. Apalagi kalau bisa mencapai tingkat vaksinasi hingga 700.000 per hari.

Tentunya dengan bantuan berbagia pihak seperti swasta akan mendorong pent up demand (peningkatan permintaan secara cepat karena sudah tidak tertahankan lagi) sebagaimana yang terjadi di Inggris. Pemerintah Inggris telah menvaksinasi lebih dari seperempat penduduknya.

Faktor lain tren ekonomi digital. Selain perbankan digital, sektor lain seperti e-commerce, logistik, telekomunikasi, tower company, dan warehouse logistic akan tumbuh. Menarik memang sektor e-commerce ini mengingat pengguna kabarnya sudah melebihi populasi.

Dengan financial inclusion (laku pandai) memberikan peluang ke para UMKM. Pemerintah ingin sekali membawa UMKM ini ke platform global seperti di Korea, China, India.

“Sebagia bank yang punya international network juga terus melihat peluang ini dan kami ingin sekali membawa UMKM ke platform global tentunya banyak hal yang bisa kita bantu mulai dari bagaimana mereka menghandle dispute, mendesain virtual tokonya dengan bagus,” kata dia, Selasa (9/3)

Ditambahkan, tren perbankan digital khususnya di segmen corporate banking sudah naik pesat sejak pandemi. Ke depan, bank akan berlomba untuk melayani nasbah secara digital.

HSBC sendiri sudah siap dengan pemberlakuan remote working, flexible hours bahkan sampai moms hours. Layanan lewat saluran digital akan terus diperkuat seiring dengan berkurangnya tren layanan brick and mortar (kantor cabang).

HSBC melihat cost to serve akan jauh lebih rendah lewat saluran digital. Dari sisi kecepatan untuk memproses dan potensi untuk meminimalisir fraudnya pun lebih baik. Bank dalam hal ini perlu berinvestasi agar memiliki sistem yang resilience dan tidak mudah diterobos para hacker.

Awemisal nasabah mau mengecek LC mereka sudah sampai mana kami bisa berikat tracking system, kami juga sedikan fasilitas pembayaran langsung ke banyak supkir, transaksi FX, buka LC, kirim atau transfer uang dan sebagainya,” tambah Eri.

Edhi Tjahja Negara, Direktur Wealth & Personal Banking PT Bank HSBC Indonesia menambahkan, ekonomi digital Indonesia sangat menarik bagi investor. Dari sisi demografi populasi sendiri, posisi Indonesia disbanding negara ASEAN lainnya seperti Singapura, Thailand dan Vietnam berbeda, dimana Indonesia memiliki bonus demografi yang apabila dikelola dengan baik dalam 5 hingga 10 tahu ke depan akan menjadi mesin pertumbuhan ekonomi ke depan.

Dari studi yang dilakukan secara internal bertajuk Insight Customer 2050, didapati akan ada pertumbuhan signifikan dari low income ke middle income maupun upper class. Diperkirakan akan ad alebih dari 120 juta penduduk Indonesia yang naik kelas dari tahun 2021 hingga tahun 2050 mendatang. Artinya segment wealth management akan prospektir

Potensi lain, adanya perubahan customer spending behavior yang biasanya offline menjadi online. Di satu sisi, leisure spending seperti travelling, liburan dan menginap di hotel turun signifikan. Juga adanya adopsi teknologi oleh semua lapisan masyarakat yang lebih cepat, yang semula diprediksi baru akan terjadi di tahun 2025, sudah terjadi hari ini.

“Semua potensi ini harus kita antisipasi saat situasi sudah normal bagaimana kesiapan kita terhadap trend kebutuhan yang baru. Digital journey menjadi penting bagi setiap institusi. Bahkan menariknya adopsi teknologi untuk kelompok usia lansia di Indonesia meningkat. Mereka sudah terbiasa ikutan zoom. Artinya pola transaksi dan kebutuhan finansial mereka berubah (karena sudah jarang keluar rumah), yang tentu akan lebih banyak dilayani oleh saluran digital ke depannya,” trang Edhi.

Digital banking di HSBC sendiri meliputi dua aspek, sisi digital banking untuk customer daily transaction dan juga terkait digitalisasi semua proses penjulan wealth management. ll

“Ada sebagian besar spending yang tidak dilakukan, yang tentunya dana ini pindah ke saving dan investment. Maka itu kita perlu memberikan financial advisory kepada msyarakat Indonesia, memberikan mereka pilihan yang tepat dan benar. Ini menjadi fokus kami dan kami terus ride with momentum,” tambah Edhi.

Industri terkait seperti fintech, P2P, asuransi, produk pasar keuangan lainnya juga akan terus tumbuh bersama perbankan hususnya segment wealth management. Tren terakhir menunjukan pemain P2P lending, fintexh dan asuransi digital di pasar modal terus bertambah selama pandemi. Meski momentum pertumbuhannya mungkin baru akan terlihat di era pasca pandemi mengingat saat ini mereka masih menyesuaikan kondisi new normal.

Jadi memang segmen millennial sangat potensial. Hari ini HSBC juga sedang menajamkan kembali proposisi dan terus mengeksplor layanan digital yang sesuai dengan aspirasi mereka. “Tren kami yang terakhir, miennial ini menginginkan 3 hal: mempersiapkan pendidikan untuk anak mereka, memiliki rumah sendiri dan memiliki bisnis sendiri. Dari sana kami akan menyqipkan layan dan produk yang kira – kira sesuai dengan aspirasi mereka,” kata Edhi. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER