Jumat, 29 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bunga Kredit Lambat Turun, Margin Bank Makin Lebar

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Perbankan mulai menurunkan Suku Bunga Dasar Kredit (SBDK) secara gradual. Hasil asesmen SBDK Bank Indonesia (BI) bulan Maret 2021 menunjukkan rata-rata SBDK perbankan pada Januari 2020 hingga Januari 2021 hanya menurun 78 basis poin (bps).

Padahal di saat yang sama, BI telah menurunkan BI 7 days Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 125 bps. Akibatnya spread SBDK terhadap BI7DRR menjadi semakin lebar. Yakni dari 582 bps pada Januari 2020 menjadi 628 bps pada Januari 2021, meningkat 46 bps.

Berdasarkan kelompok bank, SBDK bank milik negara (BUMN) dan bank pembangunan daerah (BPD) merupakan kelompok bank yang mengalami penurunan SBDK terkecil. Masing-masing menurun sebesar 69 dan 66 bps pada Januari 2021.

Penurunan tersebut lebih kecil dibandingkan penurunan SBDK kelompak bank swasta. Yang menurunkan SBDK sebesar 105 bps pada periode yang sama.

BI memperkirakan, SBDK bank BUMN akan menurun pada Maret 2021 seiring rencana penurunan yang telah diumumkan. BI berharap penurunan SBDK perbankan nasional dapat dilakukan lebih cepat. Inisebagai salah satu upaya mendorong penyaluran kredit dan pemulihan ekonomi nasional.

Margin keuntungan bank menunjukkan tren peningkatan. Dalam rilis yang sama, komponen pembentuk SBDK yaitu harga pokok dana untuk kredit (HPDK) dan komponen biaya overhead (OHC) mengalami penurunan 98 bps dan 15 bps sejak Januari 2020 hingga Januari 2021.

Hal ini disebabkan peningkatan likuiditas perbankan yang berlimpah dan penurunan biaya dana. Serta peningkatan efisiensi perbankan nasional akibat menurunnya biaya tenaga kerja dan biaya sewa.

Namun margin keuntungan justru meningkat 34 bps di tengah pandemi Covid-19. BI menilai hal ini upaya bank menjaga profitabilitas di tengah tren penyaluran kredit yang terus menurun.

Berdasarkan jenis kredit, SBDK kredit mikro mengalami penurunan paling signifikan, yakni sebesar 256 bps pada periode Januari 2020 hingga Januari 2021. Di sisi lain SBDK kredit jenis lain, tercatat mengalami penurunan yang relatif terbatas.

Penurunan SBDK dari yang terbesar ke terendah adalah sebagai berikut: kredit ritel menurun 58 bps, kredit pemilikan rumah (KPR) menurun 58 bps, kredit korporasi turun 54 bps dan kredit konsumsi non-KPR turun 47 bps.

PDi sisi lain, suku bunga deposito perbankan turun lebih agresif. BI mencatat perbankan nasional cenderung lebih cepat menurunkan suku bunga
depositon dalam merespons penurunan BI7DRR. Suku bunga deposito turun 189 bps selama Januari 2020 hingga Januari 2021, lebih dalam dari penurunan SBDK.

Penurunan SBDK diharapkan memiliki dampak positif pada meningkatnya penyaluran kredit perbankan. “Namun, pelaksanaan vaksinasi yang efektif dan cepat akan lebih mampu mendorong pemulihan permintaan kredit seiring dengan pemulihan perekonomian Indonesia,” tulis Office of Chief Economist Bank Mandiri. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER