Selasa, 23 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Suplai ke Warung, Ini Strategi Ula Menyambut Ramadan 2021

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Menyambut Ramadan, Ula startup e-commerce yang berfokus pada transformasi warung melalui teknologi, membagikan strategi merekanya. Strategi ini penting mendukung ketersediaan stok barang keperluan pelanggan. Serta ketepatan dalam waktu pengiriman, mengantisipasi lonjakan permintaan yang umumnya terjadi pada masa bulan suci. 

Data Asosiasi Logistik dan Forwarder Indonesia (ALFI) tahun 2020 menunjukan, terjadi peningkatan transaksi pembelian melalui online (e-commerce) sebesar 18,1% dibandingkan tahun sebelumnya. Angka ini diprediksikan meningkat pada 2021.

Ini sejalan dengan pola konsumsi masyarakat yang berubah. Juga didorong kondisi pandemi yang menaikkan preferensi masyarakat untuk belanja daring.

Pasar ritel Indonesia diprediksi tumbuh US$ 250 miliar. Mayoritasdari pertumbuhan ritel tradisional termasuk warung sebesar 70%-80%. Ini momentum pertumbuhan e-commerce yang terjadi secara masif, terlebih saat bulan Ramadan.

Merujuk data iPrice, rata-rata masyarakat Indonesia menghabiskan Rp 500.000-Rp 2 juta untuk berbelanja kebutuhan Lebaran.

Demi memenuhi peningkatan permintaan tersebut, pelaku ritel, termasuk warung di Indonesia bersiap. Ula, sebagai e-commerce B2B memiliki komitmen memastikan ketersediaan stok untuk para mitranya selama bulan Ramadan hingga Hari Raya. Khususnya barang-barang dengan tingkat permintaan paling tinggi seperti kebutuhan pokok.

Selain itu, kondisi pandemi memberikan tantangan tersendiri. Di sinilah teknologi Ula hadir mendukung para mitranya, baik itu kesehatan maupun bisnis mereka. Para mitra Ula dapat secara mudah memesan barang tanpa menutup toko dan bepergian ke pasar untuk mendapatkan stok barang.

Melalui Ula, mereka hanya membutuhkan 2-3 hari memesan barang, dibandingkan biasanya yang memakan waktu 1-2 pekan. Hal ini memberikan kesempatan untuk para mitra Ula agar lebih mengetahui kebutuhan pelanggan dan membantu mereka dalam hal manajemen stok barang.

CCO Ula, Derry Sakti menyatakan, Ramadan tahun ini yang kedua dalam masa pandemi. Kami berkomitmen untuk memastikan kebutuhan mitra kami terpenuhi, dan mereka tidak perlu mengalami hambatan apapun,” kata Derry, Kamis (8/4).

Aspek pengiriman barang (delivery) juga merupakan bagian yang krusial pada masa Ramadan. Para peritel kecil seringkali berhadapan dengan masalah pengiriman yang tidak dapat diperkirakan dan kurang dapat diandalkan.

“Salah satu misi kami ketika merancang Ula adalah agar para pemilik warung dapat melakukan pemantauan ketika proses pengiriman. Proses pengiriman kami adalah dua hari. Ini memberikan dampak yang sangat positif bagi peritel kecil,” ujar COO Ula, Riky Tenggara.  

Dalam kurun waktu satu tahun perjalanannya, Ula telah mencapai lebih dari 25.000 pemilik warung,meningkat sebesar 40 kali. Ula beroperasi di beberapa daerah di Indonesia termasuk kawasan Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat, diawali dengan kota Surabaya. Dimulai dengan fokus kepada penyediaan produk “kebutuhan harian” konsumen seperti FMCG dan kebutuhan pokok rumah tangga Indonesia, Ula berencana untuk berkembang di seluruh kategori lainnya, menyesuaikan dengan kebutuhan warung secara spesifik.

Hingga saat ini, Ula telah menerima pendanaan dengan total sebesar USD 30,5 juta sejak awal didirikan. Investor yang terlibat dalam pendanaan Ula termasuk Lightspeed India, Sequoia India, B Capital Group, Quona Capital, Saison Capital, SMDV, Alter. Ula telah memiliki tim yang tersebar di Indonesia, India dan Singapura. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER