Senin, 25 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Tokopedia dan Migrant CARE Dorong Ekonomi Digital Perempuan Purna Migran

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pandemi Covid-19 tidak hanya memberi dampak signifikan terhadap siklus migrasi tenaga kerja. Tapi juga mendisrupsi upaya pengembangan ekonomi komunitas perempuan mantan pekerja migran.

Maka Migrant CARE dengan dukungan Tokopedia meluncurkan program Berkembang bersama Tokopedia: Recover Together, Empower for Better!’. Program dijalankan bersama komunitas Desa Peduli Buruh Migran (Desbumi) di empat kabupaten. Yakni Indramayu (Jawa Barat), Wonosobo (Jawa Tengah), Jember dan Banyuwangi (Jawa Timur).

“Melalui kolaborasi ini kami ingin mendorong usaha-usaha yang dilakukan komunitas perempuan purna migran masuk ke dalam ekosistem ekonomi digital,” ucap Wahyu Susilo, Direktur Eksekutif Migrant CARE, Senin (19/4).

Selama pandemi Covid-19 komunitas Desbumi telah menunjukan resiliensinya dengan beradaptasi pada pasar. Mereka memproduksi masker, APD (Alat Pelindung Diri) dan ragam jamu tradisional untuk memperkuat daya tahan tubuh.

Direktur Kebijakan Publik dan Hubungan Pemerintah Tokopedia, Astri Wahyuni mengungkapkan, kolaborasi ini komitmen Tokopedia mengembangkan kapasitas masyarakat khususnya dalam kegiatan ekonomi produktif. “Hal ini kami lakukan dengan membangun pusat pengembangan UMKM demi mendorong aktivitas produksi skala mikro untuk 237 perempuan penggerak komunitas Desbumi,” ujarnya.

Tokopedia juga terus memberdayakan berbagai kelompok masyarakat dengan menyediakan platform teknologi yang dapat membantu pegiat usaha, termasuk perempuan purna migran. Lalu mengembangkan bisnis mereka, khususnya saat pandemi, sekaligus mendorong belanja produk lokal.

Kemenkop berharap praktik baik ini dapat menjadi model pemberdayaan ekonomi kelompok perempuan purna migran yang berkelanjutan. Menimbang kontribusi remitansi dari Pekerja Migran Indonesia yang cukup signifikan.

“Kalau remitansi diinvestasikan di kampung halaman, komunitas bisa menginisiasi koperasi yang mengelola bisnis mereka. Sehingga masuk dalam skala ekonomi tidak lagi perorangan. Pembiayaannya bisa dibantu Kemenkop karena ada dana bergulir untuk koperasi,” ujar Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki.

Berdasarkan World Migration Report 2019, Indonesia adalah negara 10 teratas di Asia yang menerima remitansi tinggi dari pekerja migran. Namun akibat pandemi, Bank Dunia memperkirakan terjadi penurunan 20% arus remitansi dari pekerja migran secara global. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER