Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Awal Tahun, Laba Bersih PermataBank Melonjak dari Rp 2 Miliar Menjadi Rp 494 Miliar

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank Permata hari ini, Jumat (30/4) mengumumkan hasil kinerja triwulan I 2021. Hasilnya, total aset tumbuh sebesar 21,5% year on year (yoy) menjadi sebesar Rp 203,5 triliun. Mengantarkan sebagai salah satu 10 bank komersial terbesar di Indonesia berdasarkan total aset.

Pendapatan operasional tercatat Rp 2,4 triiyun atau tumbuh 14,1% yoy. Ini sejalan dengan pertumbuhan aset dan bisnis setelah penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020.

Penyaluran kredit tumbuh 6,6% yoy menjadi sebesar Rp 117,7 triliun terutama didorong oleh pertumbuhan kredit pada segmen wholesale banking sebesar 28,7% yoy. Dan kredit pemilikan rumah (KPR) 15,5% yoy.

Perbaikan kinerja menghasilkan laba bersih setelah pajak meningkat signifikan menjadi sebesar Rp 494 miliar. Dibandingkan Rp 2 miliar pada periode sama tahun lalu.

Abdy Dharma Salimin, Direktur Utama (Plt) PermataBank mengatakan, PermataBank memulai 2021 dengan hasil memuaskan. “Bertambahnya capital PermataBank menunjang semakin kuatnya inisiatif digitalisasi perbankan yang kami berikan bagi nasabah setia PermataBank,” katanya Jumat (30/4).

Selain itu, Bank tetap menerapkan manajemen biaya operasional secara optimal. Tercermin dari perbaikan rasio Beban Operasional dibandingkan Pendapatan Operasional (BOPO) menjadi sebesar 82,3%. Membaik 11,8% dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 94%. Bank juga memastikan kecukupan pencadangan kerugian penurunan nilai secara pruden. Rasio NPL coverage terjaga baik di kisaran yang cukup konservatif yaitu 246% lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 152%. Walaupun demikian, dengan perbaikan kualitas asset yang terjadi selama periode berjalan, jumlah biaya penyisihan penurunan nilai kredit turun sebesar 34% menjadi Rp.420 miliar.

Bank berhasil menjaga rasio NPL gross dan NPL net masing-masing pada level 2,9% dan 1,0%. Lebih baik dibandingan dengan periode yang sama tahun lalu masing-masing 3,2% dan 1,2%.

Rasio permodalan terjaga kuat sejak penyelesaian integrasi dengan Bangkok Bank Indonesia di bulan Desember 2020. Sebagaimana tercermin pada rasio CAR dan CET-1 pada posisi akhir Maret 2021 masing-masing sebesar 35,2% dan 26,6%, meningkat dibandingkan 19,6% dan 18,4% per posisi Maret 2020. Pencapaian ini jauh di atas ketentuan minimum regulator ataupun rasio CAR rata-rata industri perbankan Indonesia. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER