Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Guyur Relending Facility, Exim Bank Taiwan Menggandeng Bank BNI

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank BNI terus memperkuat bisnis international. Salah Satu ya menjajaki perluasan pelayanan jasa perbankan ke Asia Timur termasuk Taiwan.

Langkah itu didukung kebijakan baru Presiden Taiwan, Tsai Ing-Wen dalam strategi ekonomi dan perdagangan. Dikenal dengan sebutan The New Southbound Policy. 

Kebijakan itu mengakomodir Taiwan melakukan kerjasama lebih luas dengan negara-negara lain di Asia Pasifik. Terutama Asia Tenggara.

BNI cepat menangkap peluang dengan menggali potensi dan menarik para pelaku usaha ekspor impor Taiwan. Melalui penandatanganan perjanjian kerjasama antara BNI dan The Export Import Bank of the Republic of China (Exim Bank Taiwan). Perjanjian terkait pemberian fasilitas relending facilityoleh Exim Bank Taiwan. 

Ini untuk memfasilitasi pendanaan nasabah BNI melakukan transaksi impor atas barang yang dijual eksportir Taiwan. Pendanaan untuk transaksi ini dapat dibiayai hingga 100% dari nilai transaksi dengan proses sederhana. 

Direktur Treasury dan Internasional BNI, Henry Panjaitan mengatakan, dengan perjanjian ini, BNI dapat memberikan pembiayaan kepada importir Indonesia dari Taiwan dengan tarif sangat kompetitif. “Langkah ini dapat membantu tumbuhnya industri dalam negeri yang berbasis ekspor dengan imporbahan baku dari Taiwan,” Henry, Selasa (18/5).

BNI memiliki enam kantor cabang luar negeri ydi Singapura, Hong Kong, Tokyo, Seoul, London, dan New York. Melalui jaringan tersebut, BNI mampu bersaing dengan bank-bank domestik dalam kegiatan bisnis perdagangan internasional dan international payment.

Ke depan, BNI akan menjadi bank milik negara yang go flobal dan bersaing dengan bank-bank Global. Untuk mewujudkan tujuan tersebut, BNI membuka dan memperluas kerjasama dengan bank-bank asing untuk meningkatkan bisnis internasional BNI.

Beberapa kerjasama antara Taiwan dan Indonesia akan segera dilakukan seperti revitalisasi ekonomi di masa Pandemi Covid-19 serta pembangunan di masa yang akan datang. Di masa Pandemi Covid-19, sektor potensial yang dikembangkan untuk kerjasama adalah sektor kesehatan. 

Sektor potensial lain adalah alat komunikasi, jasa penelitian dan pengembangan, keamanan TI dan pengelolaan big data. Hngga memperdalam kerjasama perdagangan dalam rantai pasok manufaktur produk alat mesin, tekstil, dan teknologi. (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER