Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Investor Kucurkan Pendanaan Tahap Awal ke Finantier

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Investor terus mencari start up. Terbaru Finantier, startup open finance Asia Tenggara yang menyediakan platform application programming interface (API) bagi institusi keuangan dalam mengakses dan menganalisa data finansial konsumen, telah meraih pendanaan tahap awal. Pendanaan dipimpin Global Founders Capital (GFC) dan East Ventures (EV). 

Pendanaan sebesar 7-digit ini melebihi target perusahaan. Diperoleh pada valuasi post-money sebesar lebih dari 20 kali dibandingkan valuasi pre-seed di November 2020. Pendanaan dipimpin oleh kelompok investor ternama. Seperti Future Shape.

Selain itu, untuk memperkuat dewan penasihatnya, Finantier merekrut Francesco Simoneschi, Co- Founder dan CEO Truelayer bergabung dalam jajaran kelompok penasihatnya. 

Finantier sebelumnya merupakan bagian dari batch musim dingin 2021 Y Combinator. Sejak awal tahun, perusahaan telah menambah timnya lebih dari lima kali menjadi 50 karyawan. Dan memperbanyak klien serta kemitraan hingga lebih dari 50% per bulannya.

“Kami yakin, dengan keahlian dan pendekatan transparan tim Finantier, konsep Open Finance akan dapat diperkenalkan kepada jutaan orang yang di Asia Tenggara yang tidak memiliki rekening bank dan akses ke layanan keuangan yang layak. Jadi mempercepat inklusi keuangan,” terang Oliver Samwer, Founder dan Managing Partner GFC, Rabu (16/6).

Agar meningkatkan inklusi keuangan dan inovasi di layanan keuanga Indonesia, kolaborasi adalah kunci utama antara regulator, asosiasi dan sektor privat. Tim Finantier telah melakukan langkah baik. Menggaet semua pihak membangun platform fintech dan ekosistem berkelanjutan. Sejalan dengan visi negara yang lebih inklusif.” tegas Pandu Patria Sjahrir, Founding Partner AC Ventures dan Chairman Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH).

Data Bank Indonesia di East Ventures Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2021, lebih dari separuh populasi (yaitu sekitar 90 juta orang dewasa) belum memiliki akses terhadap produk perbankan. Hal ini membatasi kemampuan institusi keuangan mengakses data perbankan mereka untuk kelayakan produk atau layanan.

Meningkatkan inklusi keuangan di Indonesia sangatlah penting. Mengingat banyaknya orang yang belum memiliki akses ke lembaga keuangan. 

“Kami punya harapan untuk Finantier sejak awal. Dan yakin mereka berperan penting dalam mewujudkan harapan tersebut. Dengan menghubungkan mereka yang tidak memiliki akses keuangan ke fintech dan institusi keuangan di berbagai negara.” kata Willson Cuaca, Co-Founder dan Managing Partner EastVentures.

Didirikan pada 2020, Finantier memberikan solusi dengan menggabungkan data dari sumber-sumber data alternatif. Seperti platform gig economy dan telekomunikasi. Perusahaan telah bekerjasama dengan lebih dari 150 perusahaan dan memberikan akses ke beragam set data. 

Co-founder dan COO Finantier, Edwin Kusuma mengatakan, Finantier memudahkan akses ke layanan keuangan bagi jutaan orang yang tidak memiliki rekening bank. Mulai warung-warung pinggir jalan (UKM) hingga pekerja gig economy, memperoleh keuntungan dari jejak data digital mereka. 

“Dengan akses ke layanan keuangan, kami membantu mereka dan orang yang mereka cinta memiliki kehidupan yang lebih baik,” ujar Edwin. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER