Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

BI Mencatat, Pembiayaan Korporasi Melambat

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Kebutuhan pembiayaan korporasi di Mei 2021 terindikasi meningkat. Namun tidak setinggi bulan sebelumnya. Bank Indonesia (BI) menyatakan, Saldo
Bersih Tertimbang (SBT) kebutuhan pembiayaan korporasi sebesar 16,1%. Lebih rendah dibandingkan dengan SBT sebesar 24,8% pada April 2021.

Kebutuhan pembiayaan meningkat di beberapa sektor. Yaitu sektor perdagangan, reparasi mobil dan motor, pertambangan, dan jasa kesehatan. Ini untuk mendukung aktivitas operasional, membayar kewajiban yang jatuh tempo, mendukung pemulihan pasca new normal dan investasi.

Penambahan pembiayaan oleh rumah tangga pada bulan Mei 2021 masih rendah. Persentase responden rumah tangga yang melakukan penambahan utang pada bulan Mei 2021 turun menjadi 8,8%, dari 9,1% pada bulan April 2021.

Jenis pembiayaan yang paling banyak diajukan rumah tangga adalah kredit multiguna (KMG) sebesar 42,1% dari total pengajuan pembiayaan. Lalu kredit kendaraan bermotor (KKB) dan kredit pemilikan rumah (KPR) masing-masing sebesar 18,8% dan 14,0% dari total pengajuan kredit Mei 2021.

Responden menilai tingkat suku bunga masih menjadi aspek pertimbangan utama (33,3% dari jawaban responsden) dalam pengajuan pembiayaan. Diikuti faktor persetujuan dari lembaga
peminjam (26,2%), dan administrasi (10,3%).

Penyaluran kredit baru pada Mei 2021 diperkirakan melambat dibandingkan Maret 2021. SBT penyaluran kredit baru pada Mei 2021 sebesar 45,1%. Sedikit lebih rendah dibandingkan dengan SBT bulan sebelumnya sebesar 48,0%.

Pada bulan Mei 2021 kredit perbankan masih kontraksi, kali ini sebesar 1,3% yoy. Melandai dibandingkan kontraksi kredit di bulan Maret dan April 2021, yang masing-masing sebesar 3,8% yoy dan 2,3% yoy.

“Dengan asumsi pertumbuhan ekonomi membaik menjadi 4,4% pada tahun ini, kami perkirakan kredit industri perbankan akan tumbuh 5% pada akhir tahun. Membaik dibandingkan dengan tahun 2020 lalu. Saat itu kredit mengalami kontraksi 2,4%,” tulis Office of Chief Economist Bank Mandiri, Senin (21/6). (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER