Senin, 25 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Meski Pandemi, Tren Bisnis E-Commerce B2B Meningkat

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pandemi corona memberi dampak yang signifikan bagi pemain e-commerce B2B (business to business). Banyak industri terpukul, tapi ada pula yang bertahan dan justru bertumbuh di masa pandemi. 

Indotrading, perusahaan teknologi yang menyediakan platform e-commerce B2B, merilis informasi tentang bisnis e-commerce B2B di Indonesia.

Selama tahun pertama pandemi Covid-19 di Indonesia, yakni sejak Maret hingga Desember 2020, Indotrading mencatat penurunan permintaan barang paling tajam pada empat kategori usaha. Yakni usaha promosi dan periklanan (-84%), hiburan dan pesta (-95,35%), energi (-93,48%), serta penginapan dan perhotelan (-82,24%).

Meski begitu, pada periode yang sama, ada pula kategori-kategori usaha yang mengalami peningkatan permintaan barang secara signifikan. “Peningkatan permintaan barang terjadi pada kategori usaha makanan dan minuman sebanyak 234,74%. Lalu pabrik dan industri 201,73%, produk kimia dan kesehatan 186,49%. Serta alat pelindung diri sebesar 222,27%,” terang Handy Chang, Founder dan CEO Indotrading.com, Jumat (18/6).

Pandemi telah mengubah kegiatan procurement (pembelian barang) di perusahaan yang sebelumnya banyak dilakukan secara konvensional, menjadie-procurement yang dapat dilakukan secara online. Selain lebih mudah dan efisien, e-procurement juga bersifat transparan.

E-commerce B2B umumnya menyediakan fitur khusus untuk mendukung kemudahan proses e-procurement melalui platform mereka. Indotrading, misalnya, memiliki fitur RFQ (Request for Quotation) Simplify dan fitur Quotation Unlimited bagi para penggunanya, yakni perusahaan buyer (pembeli) maupun perusahaan supplier (penyedia barang).

Fitur RFQ Simplify diperuntukkan bagi perusahaan buyer, untuk memudahkan mereka dalam meminta penawaran produk yang dibutuhkan dari perusahaan supplier. Sementara, fitur Quotation Unlimited dikembangkan bagi perusahaan supplier. “Memudahkan mereka agar dapat mengirimkan penawaran produk kapan saja ke perusahaan lain, tanpa ada permintaan lebih dulu dari perusahaan buyer,” kata Handy.

Di tahun pertama pandemi, yakni sejak Maret hingga Desember 2020, Indotrading mencatat kegiatan e-procurement meningkat hingga 380% melalui platformnya, dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

Selama pandemi, alat kesehatan dan alat pelindung diri menjadi barang yang paling banyak dicari. Indotrading mencatat permintaan pengadaan alat kesehatan dan alat pelindung diri melonjak drastis melalui platformnya di tahun pertama pandemi, jika dibandingkan dengan masa sebelum pandemi.

“Permintaan untuk alat kesehatan dan alat pelindung diri melonjak tajam hingga 973% selama periode Maret hingga Desember 2020. Permintaan tertinggi pada kategori alat kesehatan dan alat pelindung diri, di antaranya untuk barang-barang seperti masker, hand sanitizer, alkohol, dan termometer inframerah,” papar Handy.

Terkait dengan hal ini, Indotrading juga mencatat adanya peningkatan pendaftaran perusahaan supplier untuk kategori barang kesehatan dan medis, alat pelindung diri, serta bahan kimia pada platformnya. Kebanyakan supplier masker pernapasan, hand sanitizer, alat kesehatan, peralatan medis, sarung tangan, disinfektan, dan sabun cuci tangan

Pandemi Covid-19 yang telah berlangsung lebih dari setahun terakhir ikut berperan dalam transformasi digital dan mengubah kebiasaan bertransaksi para pelaku usaha. Hal itu juga ditunjukkan oleh meningkatnya tren pendaftaran supplier ke dalam platform e-commerce B2B.

Di masa pandemi, Indotrading juga mencatat peningkatan pendaftaran supplier baru yang go digital melalui platformnya. Banyak di antara mereka bergerak di industri manufaktur, elektronik, konstruksi, kesehatan dan farmasi, pertambangan, pertanian, makanan, hiburan, transportasi, dan pendidikan.

“Selama pandemi, tepatnya sejak Maret 2020 hingga Mei 2021, kami mencatat pertumbuhan jumlah perusahaan supplier hingga 52,52% di platform Indotrading.com. Pertumbuhan ini menunjukkan banyak perusahaan dan pemilik usaha mulai menyadari pentingnya pemanfaatan teknologi digital untuk mendukung bisnis merek,” kata Handy.

Hingga saat ini, lebih dari 85.000 perusahaan supplier terdaftar sebagai mitra Indotrading. Mereka berasal berbagai skala usaha dan industri. Mulai UMKM hingga perusahaan berskala besar dengan beragam produk yang ditawarkan. (sya)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER