Minggu, 14 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Pembiayaan Berkelanjutan Citi di Asia Pasifik Meroket 400%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pada semester pertama 2021 lalu, Citi membukukan lebih dari US$ 25 miliar untuk klien Asia Pasifik dari pasar modal global dan lokal. Dana itu mendukung kebutuhan pembiayaan berkelanjutan. 

Angka tersebut meroket sebesar 400% dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Dan tercatat sebagai peningkatan terbesar selama setengah tahun.

Transaksi paling menonjol pada separuh pertama tahun ini antara lain dari Alibaba
Group melalui penawaran empat bagian senilai US$ 5 miliar pada Februari 2021. Mencakup rencana keberlanjutan bertahap selama 20 tahun. Ini transaksi keberlanjutan pertama di pasar modal bagi Alibaba. 

Sedangkan dari sektor perangkat keras (hardware), SK hynix menerbitkan obligasi senilai US$ 2,5 miliar di bulan Januari. Dngan rencana keberlanjutan selama 10 tahun. 

Citi juga memimpin dalam penerbitan sukuk senilai US$3 miliar untuk Indonesia pada Juni, mencakup rencana berkelanjutan selama 30 tahun. Ini penawaran hijau terlama berbentuk syariah

“Citi mendukung transisi ke ekonomi rendah karbon. Citi melihat pembiayaan berkelanjutan sebagai mandat dan peluang untuk bermitra dengan klien kami di seluruh wilayah. Membantu
merekamengurangi emisi karbon pada operasi mereks dan mencapai tujuan keberlanjutan perusahaan mereka,” terang Peter Babej, CEO Citi Asia Pasifik, Kamis (8/7).

Dalam banyak kasus, para emiten dapat mengumpulkan pembiayaan secara lebih murah melalui penerbitan obligasi hijau. Penetapan harga yang menguntungkan atau ‘greenium’ juga terlihat jelas di antara emiten obligasi berkelanjutan. 

Mereka dapat memonetisasi tingkat kelebihan permintaan yang lebih tinggi untuk transaksi ini terutama di pasar yang dinamis dan menantang. Ini merupakan fungsi dari meningkatnya permintaan.

Sepuluh tahun yang lalu, pasar investasi ESG didominasi oleh investor tertentu saja yang menurut pasar dengan aset yang dikelola tidak melebihi US$ 5 miliar. Satu dekade kemudian,
investasi ESG menjadi arus utama — bergerak dari yang niche ke sesuatu yang dibutuhkan. 

Terlihat dari kenaikan AUM ESG global yang saat ini mencapai US$ 30 triliun – US$ 45 triliun.
Modal yang dikumpulkan untuk klien Asia adalah bagian dari target pembiayaan global Citi secara keseluruhan. 

Pada tahun 2019, Citi berhasil mencapai pembiayaan lingkungan sebesar US$ 100 miliar empat tahun lebih awal dari target. Pada April 2021, bank mengumumkan tujuan pembiayaan lingkungan senilai US$ 500 miliar, sebagai bagian dari tujuan pembiayaan berkelanjutan senilai US$ 1 triliun yang ditargetkan pada tahun 2030.

Kemitraan yang terjalin dengan klien saat ini telah berkembang lebih dari sekedar pembiayaan.
“Cakupan dari upaya pembiayaan berkelanjutan Citi terus berkembang.Dan telah berhasil merangkul berbagai segmen klien. Mulai investor yang memposisikan ulang portofolio mereka
ke arah industri yang lebih hijau, hingga perusahaan yang menyelaraskan kembali model bisnis
mereka melalui akuisisi dan divestasi. komitmen institusional kami untuk membangun masa
depan yang lebih hijau telah mencakup berbagai aktivitas ini,” tambah Babej.

Dalam berbagai kasus, Citi turut mengembangkan solusi bersama dengan klien dari sisi
pembelian untuk memastikan pemenuhan kebutuhan utama mereka. Termasuk membentuk indeks Lingkungan, Sosial dan Tata Kelola (ESG) yang berstandar internasional Citi memiliki indeks ESG yang dapat dijadikan tolak ukur (benchmark) untuk dapat bertransisi ke portofolio berkelanjutan.

Untuk operasi sendiri, Citi menargetkan emisi nol bersih pada tahun 2030 berdasarkan jejak
lingkungan dan mencapai 100% listrik terbarukan pada tahun 2020.

Selain itu, sejak 2001 Citi telah bekerja mengukur, mengelola, dan mengurangi dampak
lingkungan langsung dari operasinya dengan melacak penggunaan energi, emisi gas rumah
kaca, penggunaan air, limbah, dan inisiatif pembangunan hijau.

Citi tetap berkomitmen mengurangi jejak lingkungan dari 7.000 fasilitasnya di hampir 100 pasar. Sebagian besar fokus memastikan portofolio properti Citi lebih hijau dengan target yang jelas dan bertanggung jawab.

Di Jakarta, Citi menggandeng Zero Waste dalam rangka mengurahi jumlah sampah yang dibuang. Dari September hingga Desember 2020, Citi Indonesia berhasil menyumbangkan sampah sebanyak 250 kilogram perbulan ke tempat pembuangan akhir (TPA) untuk kompos atau didaur ulang. Inisiatif ini masih terus berlanjut hingga kini. (mrz)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER