Minggu, 14 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Gigacover Perkenalkan Layanan Finansial Baru dan Peningkatan Bisnis

BACA JUGA




FinTechnesia.com|Penyedia layanan financial technology (fintech) yang berfokus pada pekerja independen (gig economy), Gigacover, mengumumkan layanan finansial baru untuk pelanggan di Asia Tenggara. Termasuk layanan earning advances dan pinjaman produktif.

Produk ini melengkapi layanan perlindungan kesehatan yang sudah ada sebelumnya. Gigacover telah bekerjasama dengan beberapa perusahaan. Seperti Gojek, Foodpanda dan Gogox di Singapura. Dan baru saja menambah Lalamove serta AXA Financial Agent di Indonesi.

Berdasarkan data World Bank 2019, tenaga kerja independen Asia Tenggara tumbuh sebesar 30% secara tahunan. Jumlah itu semakin meningkat pada tahun 2020 selama pandemi.

Google dan Temasek juga mengestimasikan ada sekitar 150 juta individu pekerja independen di kawasan tersebut. Sebanyaj 50% di antaranya mengalami kesulitan akses ke berbagai layanan finansial dan tidak memiliki perlindungan kerja yang memadai.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatatkan ada 33,34 juta orang di Indonesia yang bekerja sebagai pekerja paruh waktu atau pekerja lepas per Agustus 2020. Angka itu naik 4,32 juta orang atau 26% pada tahun itu.

Para pekerja independen di Indonesia menempati posisi terendah dari piramida perlindungan kerja. Posisi mereka bahkan kalah dari pekerja kerah biru yang keamanan tenaga kerjanya dilindungi oleh UU No.13, tahun 2003.

Mereka hampir tidak memiliki jaminan terkait tenaga kerja, baik jaminan pekerjaan, pendapatan atau perlindungan sosial. Jaminan sosial mereka tidak diwajibkan untuk masuk sebagai bagian dari hak yang harus diberikan pemberi kerja. Berarti mereka harus membayar produk untuk melindungi diri mereka sendiri.

Data Gigacover menemukan, lebih dari 50% pekerja independen di Indonesia memilih uang tunai dan perlindungan kesehatan sebagai tunjangan pilihan. Di Jakarta sendiri, Gigacover mengalami peningkatan dalam jumlah Earnings Advance dan transaksi asuransi mikro sebesar tiga kali lipat pada kuartal II 2021. Sehingga meningkatkan penggunaan produk Gigacover secara keseluruhan di Indonesia hingga 60% di kalangan komunitas pekerja independen. 

Co-Founder & CEO Gigacover, Amerson Lin mengatakan, kehadiran pekerja lepas dan independen di Asia Tenggara menjadi tantangan dan peluang bagi fintech seiring peningkatan pengawasan dari regulator dan pekerja yang menuntut transparansi dan keadilan. Gigacover masuk sebagai penghubung antara bisnis, lembaga keuangan, pemerintah, dan pekerja independen. Dengan mendukung dan menyediakan produk keuangan yang sesuai kebutuhan serta melindungi.

“Selama 5 tahun ke depan, kami menargetkan melayani 7 juta pekerja independen Indonesia. Dan mewujudkan visi kami melayani lebih dari 20 juta pengguna di seluruh wilayah Asia Tenggara,” kata Amerson, .

Country Head Gigacover Indonesia, Cobysot Avego Putro, mengungkapkan, sangat optimis dengan pertumbuhan anggota Gigacover di Indonesia sepanjang tahun. Walaupun mendapat predikat sebagai negara dengan ekonomi terbesar di Asia Tenggara, kesejahteraan pekerja independen masih belum mendapatkan perhatian yang besar di sini.

“Kami harap Gigacover bisa menciptakan keamanan finansial dan jaminan kesehatan yang lebih baik bagi semua pekerja independen dan pelaku gig economy di Indonesia,” imbuh Cobysot

Dengan pasar utama meliputi Indonesia dan Singapura, saat ini Gigacover dapat dianggap sebagai pemimpin pasar di regional, karena bekerja dengan lebih dari 50% platform dan marketplace yang terkait dengan pekerja independen. Gigacover juga telah memulai pembangunan di Filipina dan berencana untuk memasuki pasar Vietnam sebagai bagian dari strategi ekspansi di Asia Tenggara. Di Indonesia sendiri, Gigacover telah tumbuh sepuluh kali lipat sepanjang tahun 2020.

Gigacover mendapatkan pendanaan melebihi target (oversubscribed) pada tahun 2019 yang dipimpin oleh Vectr Fintech dan Quest Venture Partners. Serta diikuti oleh Alto Partners, M Venture Partners, dan Farsight Capital. Pendanaan diperoleh seiring dengan peluang besar bagi pekerja lepas di pasar negara berkembang serta kualitas founder Gigacover.

Inklusi dan stabilitas keuangan masih menjadi tantangan mendesak yang menghambat ekosistem berkelanjutan untuk gig economy di wilayah Indonesia. “Sebagai platform keuangan, Gigacover berharap pilihan untuk menjadi pekerja independen juga bisa sama valid, stabil, dan menguntungkan seperti pilihan bekerja dalam perusahaan,” kata Coby. (jos)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER