Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Efek Pandemi, Biaya Pelanggaran Data Mencetak Rekor Tinggi

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Studi IBM Security menemukan fakta, pelanggaran data saat ini merugikan perusahaan. Rata-rata US$ 4,24 juta atau sekitar Rp 60,6 miliar per insiden. Biaya tertinggi dalam 17 tahun sejarah laporan studi ini dibuat. 

Berdasarkan analisis tentang pelanggaran data dunia nyata lebih dari 500 organisasi, keamanan menjadi lebih mahal dan sulit dikendalikan karena peralihan operasional yang drastis selama pandemi. Dengan biaya yang meningkat 10% dibandingkan tahun sebelumnya.

Bisnis dipaksa menyesuaikan pendekatan teknologi mereka secara cepat di tahun lalu. Dengan begitu banyak perusahaan yang mendorong atau mengharuskan karyawan bekerja dari rumah. Dan 60% organisasi bergerak lebih jauh ke aktivitas berbasis cloud selama pandemi.

Pelanggaran data rata-rata menelan biaya lebih dari US$ 1 juta ketika bekerja jarak jauh menjadi salah satu faktor dalam kejadian pelanggaran data. Ini dibandingkan dengan organisasi yang tidak bekerja dari jarak jauh.

Biaya pelanggaran dalam industri kesehatan melonjak, yaitu US$ 9,23 juta per insiden. Meningkat US$ 2 juta dibandkingakan tahun sebelumnya.

Kredensial pengguna yang dicuri adalah akar penyebab pelanggaran paling umum dalam penelitian ini. Pada saat yang sama, data pribadi pelanggan (seperti nama, email, kata sandi) adalah jenis informasi yang paling umum terekspos dalam pelanggaran data.

“Biaya pelanggaran data yang lebih tinggi adalah biaya tambahan lain untuk bisnis setelah peralihan teknologi yang cepat selama pandemi,” ujar Chris McCurdy, Vice President dan General Manager IBM Security, Rabu (4/8). (yos)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER