FinTechnesia.com | Pemerintah mengumumkan kebutuhan sedikitnya 9 juta SDM digital di semua tingkatan pada 2030. Pemerintah meminta pemangku kepentingan bersinergi dan menjadikan kebutuhan akan ketersediaan SDM digital mumpuni sebagai misi bersama.
Huawei turut menyiapkan SDM di bidang teknologi, informasi dan komunikasi (TIK) berkompeten. Khususnya siswa-siswa sekolah vokasi melalui lokakarya dua hari di bidang TIK.
Serangkaian pelatihan TIK selama dua hari mencakup teknologi masa depan. Termasuk 5G, kecerdasan buatan (AI), big data dan cloud, dengan bantuan pelatih lokal yang telah menyamai standar global Huawei untuk mengatasi kendala bahasa. Peserta juga akan dilengkapi kurikulum yang secara khusus berfokus pada literasi keamanan siber.
Dirjen Vokasi Kemendikbudristek, Wikan Sakarinto mengatakan, pendidikan vokasi memainkan peran sangat strategis dalam memenuhi kebutuhan akan SDM sesuai kualifikasi industri. perlu adanya sinergi dengan industri agar terjadi link and match antar kedua belah pihak.
Industri diharapkan ikut terlibat langsung dalam pengembangan kompetensi para calon tenaga kerja terampil. “Melalui program-program alih pengetahuan dan teknologi seperti yang terwujud pada kegiatan pelatihan dan lokakarya pendidikan vokasi bersama Huawei Indonesia kali ini,” kata Wulan, Selasa (10/8).
Program pelatihan TIK Huawei Indonesia merupakan bagian komitmen perusahaan menyumbang 100.000 SDM digital lokal pada tahun 2025. Ini melalui gerakan korporasi Huawei 100K Digital Talents.
“Program berbagi pengetahuan Huawei Indonesia yang ditujukan untuk sekolah kejuruan adalah dukungan mewujudkan kebijakan-kebijakan pemerintah mengatasi kesenjangan kebutuhan akan SDM cakap digital,” kata Yenty Joman, Direktur Government Affairs Huawei Indonesia. (yof)