Senin, 25 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Kepemilikan Asabri di BBYB Tinggal 0,53%, Ini Tanggapan Bos Bank Neo Commerce

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Memasuki semester kedua tahun 2021, Bank Neo Commerce menebar optimisme yang tinggi terhadap industri perbankan Indonesia. Bank berkode saham BBYB itu juga terus memperkuat ekosistem digital, Juga menambah produk dan layanan, kemitraan, sampai sistem keamanan dalam melayani kebutuhan perbankan digital masyarakat Indonesia.

Terkait regulasi baru bank digital Direktur Utama Bank Neo Commerce, Tjandra Gunawan, mengatakan, aturan itu memperjelas keberadaan bank digital di Indonesia. Menurutnya, autran tersebut sinyal positif dari regulator yang mendukung terciptanya ekosistem perbankan
digital yang sehat, aman, dan inovatif.

Serta mendukung penetrasi inklusi keuangan tingkat nasional. Dengan kedua butir regulasi ini, “Bank Neo Commerce semakin terpacu terus berinovasi dan memberikan layanan dan produk perbankan digital yang end-to-end dengan dukungan penuh dari regulator,ā€ kata Tjandra, Senin (23/8).

Pertumbuhan Bank Neo Commerce juga semakin jelas terlihat dari antusiasme masyarakat
selama satu bulan terakhir. Ditandai dengan peningkatan saham Bank Yyang dulu bernama Yudha Bhakti itu sebesar 124,17%. Hal ini menunjukkan kepercayaan masyarakat terhadap kinerja Bank Neo Commerce.

Dalam kuru waktu tersebut, juga terjadi pergerakan kepemilikan saham yang dinamis, dimulai dengan dikeluarkannya izin dari regulator. Sehingga PT Akulaku Silvrr Indonesia akan menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham saat ini sebesar 24,98%. Lalu kepemilikan PT Gozco Capital sebesar 17,88%, dan kepemilikan PT Asabri yang semakin tergerus menjad 0,53% per penutupan perdagangan di hari Kamis (19/8) lalu.

Kehadiran Akulaku sebagai pemegang saham utama BBYB memperkuat komitmen Bank Neo
Commerce dalam memanfaatkan teknologi dan pengalaman Akulaku sebagai salah satu
perusahaan financial technology (fintech) yang menyediakan berbagai layanan keuangan
digital kepada masyarakat.

Sebaliknya Asabri yang sebelumnya menjadi salah satu pemegang saham utama BYBB terus mengurangi kepemilikannya secara signifikan. Dari 18,62% hingga menjadi 0,53% saja selama tahun 2021 ini. ā€œPerubahan tersebut wajar terjadi di industri perbankan. Bagi kami, Asabri telah turut mengawal langkah demi langkah yang ditempuh Bank Yudha Bhakti dalam melayani masyarakat Indonesia sejak kurang lebih 30 tahun terakhir,” terang Tjandra.

Seiring dengan transformasi Bank Yudha Bhakti menjadi sebuah bank digital bernama Bank
Neo Commerce, babakan baru telah dimulai yaitu dengan adanya persetujuan dari regulator
yang mengukuhkan Akulaku sebagai pemegang saham pengendali. Akulak selama ini telah
menjadi ekosistem digital utama Bank Neo Commerce.

Tjandra juga menyatakan Bank Neo Commerce optimistis memenuhi syarat OJK tentang
kepemilikan modal inti bank digital senilai Rp 3 triliun di akhir tahun 2022. ā€œKepercayaan parapemegang saham dan Neo Customers kepada Bank Neo Commerce menambah kepercayaan diri kami dalam meraih target kepemilikan modal ini. Kami berupaya untuk dapat memenuhi persyaratan modal inti lebih cepat dari yang disyaratkan OJK, ā€ tutupnya. (yof)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER