Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bank BNI Cetak Pertumbuhan Laba Bersih 12,8%, Menjadi Rp 5 Triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank BNI mencatatkan penyaluran kredit yang sehat di semester I 2021. Dengan didominasi oleh sektor-sektor usaha prospektif dengan risiko rendah. Terutama pada segmen business banking.

Hingga akhir Juni 2021, bank berlogo angka 46 Ini mencatat pertumbuhan 3,5% penyaluran kredit di segmen business banking atau senilai Rp 475,6 triliun. Sementara pada periode yang sama 2020 penyaluran kredit di segmen mencapai Rp 459,6 triliun.

Direktur Utama BNI, Royke Tumilaar pekan lalu menyebutkan, pertumbuhan tertinggi berada pada segmen small business sebesar 20,6%. Dengan baki debet mencapai Rp 91 triliun, dibandingkan Juni 2020 senilai Rp 75,4 triliun.  

Pertumbuhan tertinggi berikutnya corporate private sebesar 7,9% yoy dengan baki debet mencapai Rp 179,1 triliun. Sementara pada periode yang sama pada tahun 2020 mencapai Rp 165,9 triliun. 

Selain kredit korporasi, pada segmen consumer banking mencatatkan pertumbuhan 10,4% yoy atau mencapai Rp 92,8 triliun. Kredit tanpa agunan berbasis payroll mencatat pertumbuhan 19,6% menjadi Rp 32,7 triliun dibandingkan periode yang sama tahun 2020. 

Setelah itu, kredit pemilikan rumah tumbuh 6,3%  menjadi Rp 47,6 triliun dibandingkan tahun lalu. Pertumbuhan kredit consumer juga dapat mengindikasikan mulai bergairahnya konsumsi masyarakat yang menopang pertumbuhan produk domestik bruto (PDB).

Pertumbuhan bisnis ini menjadikan BNI pada Semester I – 2021 mencatatkan laba bersih Rp 5 triliun. Tumbuh 12,8% dibandingkan periode yang sama di 2020. 

Pencadangan yang terus diperkuat menjadi 215,3%. Mengantisipasi dalam menghadapi potensi risiko kredit ke depan. 

Kinerja ditopang pertumbuhan pendapatan bunga bersih (NII) sebesar 18,2% Ayoy menjadi Rp 19,3 triliun dibandingkan Juni 2020. Ini merupakan dampak dari pertumbuhan kredit BNI sebesar 4,5% menjadi Rp 569,7 triliun pada Juni 2021. 

BNI mencatat fee based dari surat berharga te tumbuh 115,4% yoy pada Juni 2021 dan mencapai Rp 1 triliun. Begitu juga dengan fee based dari layanan trade fiinance mencapai Rp 732 miliar. Tumbuh 20,4% yoy dibanding Juni 2020.  (nau)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER