Kamis, 18 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Luncurkan Deposito Digital BPR, Komunal Raih Pendanaan Seri A US$ 2,1 dari East Ventures

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Komunal meraih pendanaan Seri A sebesar US$ 2,1 juta atau sekitar Rp 30 miliar. Investasi ini dipimpin East Ventures dengan partisipasi dari Skystar Capital. Keduanya juga merupakan investor Komunal dalam pendanaan tahap awal.

Financial technology (fintech) pertama yang menyediakan jasa neo-rural bank secara lokal di akan menggunakan dana segar itu untuk mendorong inklusi finansial di Indonesia. Dengan memperkuat produk terbaru Komunal, yaitu DepositoBPR. 

Baru-baru ini, DepositoBPR mendapatkan lisensi resmi Otoritas Jasa Keuangan (OJK). Lisensi ini menjadikan Komunal funding agent (agen pendanaan) resmi pertama di Indonesia. 

Funding agent dalam ekosistem OJK Inovasi Keuangan Digital (IKD) bertujuan menyediakan platform yang bisa menghubungkan deposan dan peminjam dengan institusi finansial di seluruh Indonesia, terutama dengan BPR (bank perkreditan rakyat). Yakni menawarkan produk pendanaan.

Indonesia memiliki 1.500 BPR yang tersebar di seluruh nusantara. Meskipun BPR ini hanya menyalurkan kredit di provinsi masing-masing, mereka boleh menerima deposit dari berbagai daerah dengan jaminan bunga hingga 2,5% lebih tinggi dari bank komersial dari pemerintah.

Namun, 1.500 BPR gabungan ini hanya berkontribusi 1,5% dari total deposan negara. Mengingat sebagian besar BPR ini di daerah pinggiran kota dan belum terdigitalisasi. Sehingga produk mereka tidak dikenal dan tidak dapat diakses oleh deposan perkotaan. 

DepositoBPR memungkinkan seluruh penduduk Indonesia mendapatkan bunga tertinggi yang dijamin oleh pemerintah saat membuka rekening deposito yang bebas risiko di BPR di daerah manapun. Tanpa harus mendatangi bank secara langsung.

Di sisi lain, BPR tetap bisa menerima deposit dari seluruh Indonesia tanpa harus mengeluarkan biaya besar untuk membuka cabang dan untuk kegiatan marketing

Hendry Lieviant, Co-Founder Komunal percaya, kerja sama yang kuat antara funding agent dan BPR akan mendorong inklusi finansial. Saat bank komersial lain memiliki likuiditas tinggi dengan penawaran bunga rendah, BPR mengalami kesulitan menerima deposito, karena 95% dari deposan Indonesia tinggal di area perkotaan.

“Kami berharap platform ini bisa menjembatani masalah ini,” ujar Hendry, Selasa (21/9).

Salah satu tantangan utama mengembangkan platform ini adalah membakukan dan mengoptimalkan proses-proses BPR yang saat ini masih terpecah-pecah. Misalnya, mengganti tanda tangan basah menjadi digital, mengenali identitas nasabah melalui video call dengan vendor e-KYC (Know Your Customer).


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER