Sabtu, 13 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bos Bank J Trust Beberkan Penyebab Saham Perusahaan Masih Suspensi

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Saat paparan publik insidentil pada Kamis (29/9) PT Bank J Trust Indonesia menegaskan, kondisi fundamental dalam kondisi baik. Dengan posisi permodalan dan likuiditas solid. 

“Pemegang saham pengendali yaitu J Trust Co., Ltd menyatakan komitmen dan dukungan terhadap pemenuhan modal perseroan guna meningkatkan ekspansi bisnis ke sejumlah sektor usaha untuk mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan,” terang Direktur Utama Bank JTrust, Ritsuo Fukadai.

Terkait penurunan harga saham, Bursa Efek Indonesia (BEI) menghentikan alias suspensi perdagangan emiten berkode bursa BCIC tersebut sampai pengumuman lebih lanjut dari BEI. Manajemen Bank JTrust menegaskan, penghentian perdagangan saham tidak terkait kondisi kelangsungan usaha yang masih sangat baik.

Penurunan harga saham Perseroan disebabkan oleh aktivitas transaksi pelaku pasar modal, akibat dari adanya sejumlah kecil saham yang diperdagangkan. Pemegang saham pengendali, yaitu J Trust Co., Ltd. beserta afiliasinya memiliki 92,36% saham. 

Sedangkan saham publik terbatas sebesar 7,64%, sehingga likuiditas di pasar juga terbatas. Hal ini menyebabkan pergerakan perdagangan saham sedikit saja akan mengakibatkan volatilitas harga saham yang besar. 

Terkait rencana aksi korporasi perseroan berupa penambahan modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) alias rights issue, manajemen terus berkoordinasi dengan BEI dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) untuk memenuhi persyaratan serta prosedur yang ditetapkan. Sehingga rights issue dapat dilaksanakan untuk memperkuat permodalan.

Rights issue itu bertujuan mengumpulkan dana sekitar Rp 1,5 triliun untuk menambahkan modal. Sekitar  Rp1,3 triliun merupakan komitmen dari J Trust Group. 

Hal ini mencerminkan J Trust Co., Ltd. berkomitmen mewujudkan modal perseroan setidaknya Rp 2 triliun pada akhir tahun 2021. Dan meningkat Rp 3 triliun pada tahun 2022.

Manajemen berharap, pemegang saham lainnya turut berpartisipasi dalam rights issue. Penjualan saham oleh beberapa pemegang saham dan pemegang saham yang tidak menggunakan yang tidak menggunakan hak mereka menyebabkan fluktuasi harga saham.

Namun fluktuasi harga saham tersebut dapat bersifat sementara. Dapat kembali normal seiring pertumbuhan bisnis dan meningkatnya profitabilitas Bank J Trust.. 

Dari sisi kinerja, di tengah pandemu dan kondisi bisnis menantang akibat Covid 19, Bank J Trust tetap mencetak kondisi likuiditas yang kuat. Saat ini, Bank J Trust memiliki rasio kecukupan likuditas sebesar 149,15%. Serta rasio pendanaan stabil bersih sebesar 169,63% untuk posisi akhir triwulan Juni 2021.

Bank JTrust menyalurkan pinjaman secara prudent. Sembari meningkatkan simpanan nasabah terutama giro dan tabungan. Terlihat dari pinjaman bruto meningkat menjadi Rp 7,72 triliun per Juni 2021 dari Rp 6,25 triliun per Desember 2019. 

Kemudian simpanan nasabah meningkat menjadi Rp 13,7 triliun per Juni 2021 dari Rp 12,81 triliun per Desember 2019. Diikuti komposisi dana murah (CASA) meningkat menjadi 20,75% per Juni 2021 dari 14,21% per Desember 2019. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER