Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bank BNI Terbitkan Additional Tier-1 Capital Bond 2021 Sebesar US$ 600 Juta

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Bank BNI menerbitkan Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021. Jumlahnya US$ 600 juta atau sekitar Rp 8,6 triliun, dengan asumsi nilai tukar Rp 14.299 per dollar AS.

Surat berharga yang dilepas dengan suku bunga 4,3% per tahun ini merujuk pada ketentuan Regulation S (Reg S), berdasarkan US Securities Act, dan didaftarkan di Singapore Stock Exchange. BNI merupakan bank pertama di Indonesia yang menerbitkan instrumen permodalan additional tier 1 ini.

Penguatan modal ini menambah bantalan dalam memitigasi risiko usaha yang mungkin timbul di tengah ketidakpastian akibat pandemi l.

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menyetujui penetapan dana dari penerbitan BNI Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021 tersebut sebagai Modal Inti Tambahan. Ketentuan tersebut berlaku sejak surat keputusan OJK diterbitkan pada 30 September 2021.

”Kami melihat peluang pengembangan sangat terbuka, sementara modal masih terbatas. Oleh karena itu, kami melakukan penguatan modal,” ujar Direktur Keuangan BNI, Novita Widya Anggraini, Senin (4/10).

BNI telah menyelesaikan roadshow dan pricing AT-1 Capital Securities. Selama proses bookbuilding (penawaran awal), BNI menerima kelebihan permintaan (oversubscribed) hingga melebihi US$ 1,8 miliar.

Atas penerbitan instrumen ini, BNI mencatat sejarah baru sebagai bank pertama di Indonesia yang menerbitkan instrumen permodalan Additional Tier 1 dan ditawarkan kepada investor publik asing. Dana hasil penerbitan untuk keperluan penguatan modal, meningkatkan pembiayaan, pendanaan umum dan memperkuat komposisi struktur dana jangka panjang.

Additional Tier-1 Capital Bond Tahun 2021 yang merupakan instrumen utang yang memiliki karakteristik modal, bersifat subordinasi, tidak memiliki jangka waktu, dan pembayaran imbal hasil tidak dapat diakumulasikan (perpetual non-cumulative subordinated debt).

”Penguatan modal ini merupakan langkah kami untuk melompat dan bergerak lebih cepat. Dalam kondisi normal, pemenuhan modal seperti ini hanya dapat dipenuhi pada tahun 2025. Kami akan menjadi bank pertama di Indonesia yang melakukannya,” ujar Novita. (nau)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER