Rabu, 17 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Risiko Meningkat, Hindari Kredit Macet Dengan IdScore

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Problem kredit bermasalah alias non performing loan (NPL) masih menjadi isu yang membayangi industri keuangan di Indonesia. Di samping pandemi yang telah membuat banyak lini usaha ambruk, korban PHK pun semakin bertambah.

Kredit macet dapat disebabkan banyak faktor, baik secara internal maupun eksternal. Dalam keterangan pekan lalu, Pefindo Biro Kredit menyebut, semua itu dapat diminimalisir baik dari sisi debitur maupun kreditur.

Yakni dengan analisa cermat dan  pelaksanaan yang komprehensif di masing-masing pihak.

● Analisa Kredit Sebelum Mengajukan Pembiayaan

Sebelum mengajukan pembiayaan, ada baiknya mengecek terlebih dahulu tentang kemampuan bayar debitur.  Dengan menggunakan layanan analisa kredit seperti IdScore, si individu mengetahui sampai posisi dan kemampuan bayar jika ia akan mengajukan kredit suatu hari nanti.  Layanan analisa IdScore ini dapat menjadi jawaban tatkala seseorang mengalami penolakan pengajuan kredit. Umumnya pihak kreditur enggan mengungkapkan alasan di balik itu. 

● Cek Track Record Kelayakan Debitur

Begitu juga dengan lembaga keuangan pemberi kredit atau penyedia jasa pembiayaan yang harus cermat memilah calon debitur dengan tingkat kelayakannya.  IdScore melalui dukungan data perkreditan nasioal dari Sistem Layanan Informasi Keuangan (SLIK), Otoritas Jasa Keuangan (OJK), termasuk juga lembaga keuangan non-pelapor SLIK, telah menghimpun database IdScore terdiri dari 90 juta data perkreditan debitur dengan 140 juta fasilitas.   

Melalui informasi yang disajikan, proses analisa dan pengambilan keputusan kredit dapat dilakukan secara pasti tanpa ragu. IdScore juga bisa dimanfaatkan untuk menggali potensi bisnis dari segmen yang selama ini belum diketahui secara lengkap atau belum tercakup dalam data perkreditan nasional (unbanked).  Contohnya, kondisi debitur di Indonesia saat ini dan industri mana yang mulai recovery.

● Kondisi Debitur High Risk dan Very High Risk Tahun Ini

Senada dengan yang telah diungkapkan Direktur Utama Pefindo Biro Kredit IdScore, Yohanes Arts Abimanyu di media massa, jumlah debitur low risk dan average risk dibandingkan high risk dan very high risk mencapai 50:50 pada Desember 2020. Di tahun 2021 ini, debitur high risk dan very high risk telah mencapai level 69,9%.

● Industri Fintech Bertahan Dari Kredit Macet

Media massa mencatat industri fintech ini mampu mempertahankan tingkat keberhasilan pengembalian pinjaman 90 hari (TKB90) di kisaran 98,18% per Juli 2021. Meski demikian, pemain di sektor ini tetap harus terus waspada. Mengingat masih tingginya persentase debitur berisiko di Indonesia.  (yos)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER