Senin, 25 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

BSSN Ungkap, Sektor Keuangan Target Utama Serangan Siber, Ini Kata Regulator dan Industri

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Wah, sektor keuangan adalah target utama serangan siber. Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mengungkapkan jenis-jenis serangan yang mengincar sektor tersebut.

“Sektor keuangan tertinggi dalam menghadapi serangan siber. Jenisnya beragam, dari ransomware, phishing, dan lainnya,” paprpar Direktorat Keamanan Siber dan Sandi Keuangan, Perdagangan, dan Pariwisata BSSN, Mawidyanto Agustian dalam acara diskusi virtual, Kamis (28/10).

Otoritas Jasa Keuangan (OJK) s telah merilis Cetak Biru Transformasi Digital Perbankan pada Selasa (26/10). Dan berencana menerbitkan Peraturan OJK (POJK) baru terkait manajemen risiko keamanan siber di sektor perbankan. 

“Ini sangat kritikal. Mmenjadi salah satu alasan kenapa kita harus cepat memberikan panduan dan POJK. OJK bergerak cepat menyiapkan aturan dalam waktu dekat,” ungkap Kepala Eksekutif Pengawas Perbankan OJK, Heru Kristiyana. 

Menurut Heru, transaksi perbankan harus nyaman dan aman. Baik untuk bank maupun nasabah. 

Perbankan mencatat kerugian riil sebesar Rp 246,5 miliar akibat serangan siber pada semester I 2020 – semester I 2021.“Tetapi dari kerugian riil itu, terdapat potensi kerugian Rp 208,4 miliar dan nilai pemulihan Rp 302,5 miliar. Tak hanya perbankan, nasabah juga dirugikan. 

Pada periode yang sama, nasabah perbankan mengalami kerugian sebesar Rp 11,8 miliar, potensial kerugian Rp 4,5 miliar dengan nilai pemulihan Rp 8,2 miliar. 

Serangan siber juga menyebabkan kasus fraud di perbankan naik. Pada periode tersebut, terdapat 7.087 laporan kasus fraud.

Sebanyak 45% kejadian fraud tersebut terjadi pada semester II 2020. Dari jumlah tersebut, mayoritas kejadian fraud menggunakan siber sebesar 71,6% terjadi di bank umum milik pemerintah. Kecenderungan kejadian antara lain skimming dan social engineering.

Maraknya siber ini merupakan tanggungjawab bersama, termasuk nasabah. Michael Hamilton, Chief Strategy, Transformation & Digital Officer Mybank Indonesia mengibaratkan masalah keamanan ini dengan gembok di rumah. “Percuma di rumah menggunakan gembok yang sangat aman, tapi kuncinya gampang diambil,” ujarnya. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER