Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Pasca Rights Issue, YELO Siap Mengembangkan Bisnis Baru

BACA JUGA




FinTechnesia.com | PT Yelooo Integra Datanet Tbk (YELO), siap mengembangkan bisnis
barunya pasca rights issue. Melalui aksi korporasi tersebut, emiten teknologi bidang jasa penyewaan alat teknologi komunikasi berniat mengembangkan bisnis ke sektor lokal data demi menjawab lonjakan permintaan konektivitas di tengah masyarakat.

Direktur Utama YELO, Wewy Suwanto mengatakan, salah satu tujuan rights issue adalah sebagai pengembangan bisnis ke beberapa sektor. Seperti bisnis digital product, data dalam negeri dan internet cepat berbasis fiber optic.

“Kami bertransformasi dari yang dulu fokus pada luar negeri. Saat ini mulai perlahan-perlahan
diubah ke dalam negeri dan sudah membawa hasil signifikan terhadap pendapata. Pada tahun ini kami menargetkan dapat meraih pendapatan sebesar Rp 60 miliar,” terang Wewy, pekan lalu.

Pada tahun sebelumnya, YELO mengalami penurunan signifikan karena pandemi Covid19 dimana seluruh kegiatan traveling berhenti total.

Tercatat pendapatan usaha tahun 2020 hanya mencapai Rp 2,27 miliar. Mulai awal tahun
ini, perseroan mengubah segmentasi ke pelanggan dalam negeri dengan market work from home (WFH).

Layanan tersebut cukup membantu perkembangan produk Layanan Passpod. Saat ini Passpod juga menambah layanan digital product paket data operator lokal.

Selain itu, YELO akan fokus pada penyediaan infrastruktur dan layanan Internet cepat berbasis fiber optic. Aplikasi berbasiskan conectivity akan menjadi dasar dari seluruh pengguna YELO.

Baca juga: YELO Tandatangani Kontrak Kerjasama senilai Rp 100 Miliar dengan PT Abdi Harapan Unggul

“Kami yakin langkah ini memberikan hasil yang positif. Ditambah industri travel yang mulai kelihatan akan bangkit kembali. Sehingga layanan Connectivity di 120 negara akan makin melengkapi layanan conectivity YELO dari dalam dan luar negeri,” lanjut Wewy.

Mengenai perkembangan aksi korporasi Penambahan Modal Dengan Hak Memesan
Efek Terlebih Dahulu (rights issue), perseroan akan melaksanakan masa exercise saham
mulai pada 12 hingga 18 November 2021. Dalam aksi korporasi tersebut, perseroan
memberikan kesempatan bagi para investor untuk memilih untuk menebus atau menjual
rights-nya.

Apabila investor memilih menebus, maka prospektus harga yang ditetapkan YELO adalah Rp 100 per saham. Ini setelah didiskon dari harga saham awal sebesar Rp 400 per saham.

Dana hasil aksi korporasi ini untuk mengakuisisi 69,85% saham PT Abdi Harapan Unggul (AHU) milik PT Artalindo Semesta Nusantara (ASN). Dengan setoran dalam bentuk inbreng dengan saham perseroan sebanyak 695 juta saham.

Selama masa exercise right issue, Perseroan sudah dapat diperdagangkan baik d dalam maupun di luar Bursa Efek. Total dana yang berhasil dihimpun untuk mengakuisisi 28% SAHAM SHU miliki Roby Tan atau sejumlah 280.000 saham AHU.

Sedangkan sisanya akan dimanfaatkan sebagai modal kerja perseroan,” tutup Wewy. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER