Rabu, 17 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Pendanaan ke Fintech ASEAN Mencetak Rekor Tertinggi Dalam Sejarah

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Pendanaan teknologi keuangan atau financial technology (fintech) di ASEAN meningkat pesat pada tahun 2021. Naik lebih dari tiga kali lipat dalam sembilan bulan pertama tahun 2021 dibandingkan tahun 2020.

Pencapaian itu mencetak rekor tertinggi dalam sejarah, yakni sebesar US$ 3,5 miliar. Menurut laporan FinTech in ASEAN 2021 oleh UOB, PwC Singapore dan Singapore FinTech Association (SFA), rebound dalam pendanaan fintech didorong 167 kesepakatan. Termasuk 13 putaran besar, yang menyumbang US$ 2 miliar dari total pendanaan.

Sebagian besar investor menunjukkan minat yang kuat terhadap perusahaan fintech tahap akhir. Dan berkomitmen mendukung 10 dari 13 mega rounds atau putaran besar tahun ini. 

Tren ini menandakan pergeseran strategi investor di beberapa negara di ASEAN. Mereka mengambil pendekatan yang lebih berhati-hati dan menghindari risiko dalam mendukung perusahaan yang sudah mapan. Sertadipandang memiliki peluang lebih besar untuk bangkit dan menjadi lebih kuat dari pandemi.

Dengan meningkatnya pemanfaatan pembayaran digital di ASEAN, investor menaruh kepercayaan mereka pada fintech tahap akhir dari sektor pembayaran. Dan juga menyuntikkan dana dalam jumlah tertinggi kepada perusahaan-perusahaan fintech tersebut. 

Head of Group Channels and Digitalisation UOB, Janet Young mengatakan, melihat rebound kuat, peluang menjalin kemitraan yang bersifat saling menguntungkan (win-win-win) antara industri perbankan, fintech dan pemain platform ekosistem dan perluasan di seluruh kawasan akan tetap berperan dalam mendorong pertumbuhan perusahaan finrech ASEAN berkelanjutan.  

“Di UOB, kami telah lama berkolaborasi dengan fintech. Ini dalam mendorong pertumbuhan mereka berkat pemahaman kami yang mendalam akan nuansa budaya, bisnis, dan peraturan di ASEAN dan dengan menghubungkan mereka ke ekosistem regional kami. Kolaborasi erat ini memungkinkan kami memanfaatkan kekuatan dan kemampuan unik satu sama lain,” terang Janet, Senin (15/11)

Perusahaan-perusahaan fintech Singapura terus menarik pendanaan terkuat di ASEAN. Dan menguasai hampir setengah atau 49% dari total 167 kesepakatan senilai US$1,6 miliar dalam pendanaan. Hal ini termasuk enam putaran besar atau mega rounds senilai total US$972 juta. 

Indonesia mempertahankan posisi kedua dengan memperoleh pendanaan sebesar US$904 juta (26%). Diikuti Vietnam yang melonjak tajam menjadi US$375 juta dalam pendanaan (11%) sebagai hasil dari dua putaran besar.

Perusahaan fintech di Singapura dan Indonesia menerima pendanaan di hampir setiap kategori. Sebuah indikasi industri yang dinamis dan berkembang dengan adegan investasi yang aktif

Shadab Taiyabi, Presiden SFA menyatakan, salah satu pendorong utama kebangkitan ini adalah pandemi mempercepat adopsi digital di Singapura dan di seluruh kawasan. Serta mendorong peningkatan pembayaran digital dan mempercepat peralihan menuju kanal digital di sektor jasa keuangan.

“Secara khusus, Singapura telah mencatatkan pendanaan paling kuat. Ini didukung oleh semakin banyaknya fintech yang ingin mendirikan kantor pusat mereka di negara tersebut berkat adanya dukungan regulasi yang kuat,” terang Shadab. (hlm)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER