Kamis, 28 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Industri Fintech Makin Berkembang Pesat, Qoala Berikan Solusi ke Ekosistem Fintech

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Hampir dua tahun terakhir, pertumbuhan ekonomi Indonesia terdampak akibat pandemi COVID-19. Industri fintech sebagai salah satu pemain kunci turut andil dalam pemulihan dan peningkatan perekonomian nasional.

Peningkatan kinerja dan pertumbuhan angka yang signifikan menunjukan industri fintech berpeluang untuk semakin mendorong kemajuan ekonomi negara.

COO dan Co Founder Qoala, Tommy Martin mengatakan, Qoala sebagai sebuah perusahaan insurtech memberikan solusi asuransi pembiayaan bermanfaat bagi perusahaan P2P lending dan perusahaan penyedia asuransi.

“Kami melihat potensi memberikan solusi asuransi kepada ekosistem fintech akan semakin tinggi. Baik dari sisi UMKM, perusahaan atau individu, semuanya pasti memerlukan asuransi. Potensi ini yang dapat Qoala gali untuk memberikan layanan produk asuransi dan bekerjasama dengan para pemain fintech,” terang Tommy, Kamis (9/12).

Selama beberapa tahun terakhir, perkembangan industri fintech berhasil menjangkau masyarakat luas. Hal ini menjadi kesempatan bagi Qoala untuk turut berkolaborasi dengan platform digital fintech lain menghadirkan produk asuransi yang sesuai kebutuhan masyarakat Indonesia.

Tantangan saat ini adalah meningkatkan pemahaman masyarakat terkait asuransi dan juga memperkenalkan jenis dan produk asuransi yang mereka butuhkan. Saat ini, Qoala bekerjasama dengan berbagai perusahaan digital untuk memasyarakatan produk asuransi.

Bhima Yudhistira, Direktur Center of Economic and Law Studies (CELIOS) menyatakan, meskipun pandemi masih berlangsung, pemulihan ekonomi tetap berjalan. Ini turut didukung oleh keberadaan industri fintech.

“Konsumen udah siap menggeser sebagian spending habit dengan pembelian barang secara online. Sehingga turut membantu tidak hanya fintech P2P lending, tapi penggunaan jenis fintech lain seperti paylater dan pinjaman lain juga meningkat,” ujar Bhima.

Fintech akan bekerjasama dengan platform e-commerce dan menyediakan pembiayaan bagi para merchant. Selain itu, fintech akan ekspansi pembiayaan ke microfinance seperti warung dan juga personal finance.

Selain penyaluran pinjaman, ke depan fintech juga akan menawarkan digital investment platform. Seperti insurtech, reksadana hingga pembelian surat utang dalam satu platform yang sama. Kemudian kedepan akan marak merger dan akuisisi sesama fintech atau bahkan fintech menjadi bagian lembaga keuangan yang bersifat tradisional.

Mercy Simorangkir, Executive Director Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) menyatakan bahwa terdapat perkembangan signifikan di industri fintech. Terutama dalam adopsinya pada masa pandemi. Didukung oleh percepatan digitalisasi seiring berubahnya gaya hidup dan berlakunya pembatasan sosial.

“Model fintech pun kini semakin beragam guna memenuhi keragaman layanan keuangan untuk berbagai keperluan masyarakat. Di AFTECH sendiri sudah ada lebih dari 20 model bisnis fintech yang terdaftar” ujar Mercy. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER