Selasa, 26 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Semua Pihak Harus Bertanggung Jawab Atas Keamanan Siber

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Malware menimbulkan kerusakan signifikan di dunia. Sebut saja NotPetya, WannaCry, ShadowPad, dan Sunburst.

Baru-baru ini, salah satu contoh malware menyerang perusahaan layanan TI berbasis di Dublin. Uang memasok perangkat lunak keamanan ke sejumlah kontraktor keamanan siber besar. 

Peretas menginfeksi ratusan kliennya di seluruh dunia dengan serangan ransomware. Dan meminta tebusan US$ 50.000–US$ 5 juta dari setiap bisnis sebagai pengganti kunci dekripsi (decryption key).

Awal tahun ini, serangan lain menghantam perusahaan perangkat lunak TI Amerika. Kemudian menyusup ke sembilan agen federal AS, termasuk Kantor Presiden, dan Departemen Keuangan dan Perdagangan.

Kesamaan dari serangan ini adalah modus operandinya: peretas menargetkan vendor perangkat lunak atau perusahaan TI untuk mendapatkan akses pintu belakang ke sistem klien mereka. Lalu menginfeksi ratusan dan ribuan sistem sekaligus.

Ini menjadi salah satu kemungkinan istilah rantai pasokan (supply chain) ditemukan. Setiap bagian dari aliran proses pasti terkait dengan yang lain. Ketika satu bagian terpengaruh,efek domino segera menyusul.

Serangan siber rantai pasokan TIK (teknologi, informasi dan komunikasi) kini sedang berada di momentum. Uni Eropa memperkirakan pertumbuhan serangan empat kali lipat pada tahun 2021 dibandingkan tahun 2020.

Dampak pelanggaran ini juga akan mencuat. Mengingat ada peningkatan interkoneksi sistem TI di seluruh organisasi, sektor, dan negara. Dalam survei tahun 2019 oleh Gartner, sebanyak 60% organisasi melaporkan telah bekerja dengan lebih dari 1.000 pihak ketiga .

Dari tahun 2019 hingga 2020, jumlah pengguna Kaspersky yang menghadapi ransomware yang ditargetkan – seperti perusahaan, lembaga pemerintah, dan organisasi kota – telah meningkat 767%.

Sementara dampak terhadap pemerintah dan perusahaan mungkin lebih menonjol. Masyarakat luas tidak luput sebagai incaran. Serangan pada rantai toko kebutuhan sehari-hari dapat menyebabkan penutupan sementara sejumlah supermarket.

Atau virus dapat menyebar ke jutaan pengguna PC melalui pembaruan perangkat lunak. “Dan ini merupakan hal sehari-hari yang memengaruhi individu seperti kita semua.” terang Genie Sugene Gan, Head of Government Affairs, Asia Pasifik, Kaspersky, pekan lalu.

Secara nasional, pemerintah harus terus mendorong upaya tingkat dasar keamanan siber.
Keamanan siber adalah kepentingan semua orang. 

Penting mengambil pendekatan jangka panjang dalam merancang ekosistem keamanan siber. Mencakup membangun sumber daya manusia yang kuat untuk memenuhi kebutuhan CERT, tim analisis forensik dan departemen TI. Dan merancang Infrastruktur Informasi Kritis yang aman secara default. 

“Ide-ide di atas bukanlah daftar yang mutlak. Tapi kami mengharapkan inisiasi tersebut dapat memberikan ide untuk memulainya bersama mengingat jalan panjang yang terbentang di depan kita,” ujar Genie. (yos)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER