Senin, 25 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

BTN Cetak Laba Bersih Rp 2,37 Triliun di 2021, Tumbuh 48,3%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Menyusul bank BUMN lain Bank Tabungan Negara (BTN) membukukan kinerja positif sepanjang 2021. Bank spesialis sektor perumahan ini membukukan laba bersih Rp 2,37 triliun. Melonjak 48,3% dibanding 2020 yang mencapai Rp 1,6 triliun.

Penyaluran kredit tumbuh 5,66% dari Rp 260,11 triliun pada 2020 menjadi Rp 274,83 triliun pada 2021 year on year (yoy). ‘

Meski kredit tumbuh, rasio pembiayaan bermasalah atau non performing loan (NPL) gross BTN yang tercatat 3,7% pada 2021. Turun dari 2020 di kisaran 4,37 persen.

NPL nett juga membaik. Dari 2,06% di 2020 menjadi 1,2 persen 2021.

Direktur Utama Bank BTN, Haru Koesmahargyo, menjelaskan, pertumbuhan kredit BTN mengkonfirmasi, sektor perumahan cukup tangguh dalam melewati masa krisis ekonomi akibat pandemi. Pembiayaan rumah tetap mengalir sekalipun daya beli konsumen relatif turun.

Penyaluran kredit BTN yang mayoritas di perumahan tumbuh di atas rata-rata kredit industri perbankan pada kisaran 5,24%

Berbagai insentif pemerintah berhasil menjaga daya beli konsumen. Sehingga permintaan kredit rumah tetap meningkat.

“Kami optimistis, saat ekonomi semakin pulih, dan pandemi berlalu sepenuhnya, permintaan KPR dapat meningkat lebih tinggi lagi,” kata Haru, Rabu (8/2).

Kredit pemilikan umah (KPR) subsidi masih menjadi penopang utama pertumbuhan kredit BTN. Dengan kenaikan 8,25% yoy menjadi Rp 130,68 triliun pada 2021 dibandingkan 2020 sebesar Rp 120,72 triliun.

KPR non-subsidi menunjukkan kenaikan di level 4,14% yoy menjadi Rp 83,25 triliun pada 2021 dibandingkan 2020 sebesar Rp 79,93 triliun.

Kenaikan tersebut membuat BTN mendominasi pangsa KPR aubsidi sekitar 90%. Sementara KPR secara nasional BTN menguasai pangsa pasar sekitar 40%.

Pertumbuhan penyaluran kredit, juga berdampak pada pendapatan bunga atau net interest income (NII) tumbuh 44,7% dari Rp 9,1 triliun pada 2020 menjadi Rp 13,20 triliun di 2021.

Kenaikan NII ini menghasilkan net interest margin (NIM) ke 3,99% pada 2021 dibandingkan 2020 yang baru sekitar 3,06%.

Dana pihak ketiga (DPK) sepanjang 2021 mencapai Rp 295,98 triliun naik 6,03% dibandingkan 2020 yang sebesar Rp 279,14 triliun.

Dari jumlah DPK tersebut komposisi dana murah naik 319 bps dari 41,11% menjadi 44,3%. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER