Jumat, 22 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Pegadaian Gapai Laba Rp 2,42 Triliun di Tahun 2021, Tumbuh 20%

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Meski pandemi, Pegadaian mencatatkan laba menggembirakan. Tahun lalu mencatat pertumbuhan laba dua digit. 

Pada tahun 2020, Pegadaian membukukan laba Rp 2,02 triliun. Lalu naik menjadi Rp 2,42 triliun pada tahun 2021 atau tumbuh 20%.

Direktur Utama PT Pegadaian, Kuswiyoto menyatakan, pertumbuhan laba ini didukung oleh efisiensi Pegadaian.

Ketika kinerja operasional kurang menguntungkan yang berdampak pada penurunan pendapatan, efisiensi menjadi strategi agar perusahaan tetap bertahan bahkan meraih keuntungan. 

Beban usaha yang pada tahun 2020 mencapai Rp.19,17 triliun, pada tahun 2021 dapamenjadi Rp.17,4 triliun. “Strategi ini cukup jitu mengingat pendapatan usaha tahun 2020 mencapai Rp.21,96 triliun tahun ini terkoreksi menjadi Rp 20,63 triliun,” terang Kuswiyoto, pekan lalu. 

Penurunan harga emas juga turut mempengaruhi pendapatan perusahaan. Rata-rata harga emas tahun 2020 sebesar Rp 835.700. Turun menjadi Rp 827.107 di tahun 2021. 

Kondisi ini berdampak pada penurunan outstanding loan (OSL) per 31 Desember 2020 sebesar Rp 56,8 triliun menjadi Rp 51,9 triliun di tahun 2021.

Pasalnya, 98% barang jaminan di Pegadaian adalah emas. Sedangkan sisanya adalah barang jaminan non emas. Sehingga penurunan harga emas memberikan dampak signifikan terhadap kinerja perusahaan.

Tak hanya itu, sepanjang tahun 2021 Pegadaian juga aktif dengan program-program memberdayaan masyarakat melalui restrukturisasi, relaksasi, diskon bunga, kegiatan sosial.  Hingga meluncurkan produk Gadai Peduli atau gadai tanpa bunga untuk pinjaman maksimal Rp 1 juta. 

Sepanjang 2020 jumlah transaksi melalui aplikasi Pegadaian Digital sebanyak 3,4 juta. Pada 2021 naik 49,24% menjadi 5,09 juta transaksi. 

Nilai transaksi juga meningkat. Dari tahun 2020 sebesar Rp.5,09 triliun naik 35,73% menjadi 6,91 triliun pada tahun 2021.

Kenaikan transaksi digital ini tentu berdampak pada penurunan biaya operasional. Mengingat dari sisi penggunaan kertas misalnya dapat dikurangi, dari sisi waktu layanan juga lebih cepat. Begitu pula dari sisi data juga lebih akurat dan realtime. 

“Kami sangat mendorong di masa datang penggunaan aplikasi Pegadaian Digital ini semakin meningkat, karena saat ini nasabah yang sudah familiar menggunakan aplikasi baru sekitar 20% dari total nasabah,” terang Kuswiyoto. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER