Selasa, 26 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Amartha Catat Pertumbuhan Lebih Dari Dua Kali Lipat di 2021, Penyaluran Rp 2,5 Triliun

BACA JUGA




FinTechnesia.com | PT Amartha Mikro Fintek menyalurkan pendanaan sebesar Rp 2,5 triliun di 2021. Tumbuh lebih dari dua lipat dibandingkan penyaluran 2020 yakni Rp 1,2 triliun.

Financial technology (fintech) itu juga berhasil menjaga kualitas pinjaman. Non performing loan (NPL) stabil di kisaran 0,30%.

Penyaluran pendanaan merupakan kontribusi dari berbagai pendana. Baik pendana institusi seperti perbankan maupun pendana ritel individu.

Amartha cukup gencar melakukan kolaborasi strategis dengan sektor perbankan. Seperti bank pembangunan daerah (BPD), bank perkreditan Rakyat (BPR), maupun bank nasional untuk mengakselerasi penyaluran pendanaan bagi UMKM di pedesaan. Porsinya di atas 60% dari total pendana.

CEO & Founder Amartha, Andi Taufan Garuda Putra menjelaskan, Amartha berupaya memberikan pelayanan keuangan berbasis digital bagi para pengusaha UMKM di berbagai daerah. Mulai dari akses permodalan hingga penyediaan layanan Amartha+ untuk menunjang produktivitas para mitra di tengah pandemi.

“Penerapan kebijakan credit scoring berbasis machine learning juga turut berkontribusi untuk menjaga kualitas pinjaman sehingga menekan risiko gagal bayar,” kata Andi Taufan, pekan lalu.

Penyaluran pendanaan dilakukan di sekitar 20.000 desa di ketiga pulau wilayah operasi Amartha. Yakni pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.

Namun, penyaluran di luar Jawa lebih dominan. Dengan porsi sebesar lebih dari 60% dari total penyaluran.

Penyaluran di luar pulau Jawa juga terbukti lebih stabil dan berhasil menekan risiko gagal bayar. Mengingat kondisi pandemi di luar pulau Jawa tidak separah di pulau Jawa. Sehingga performa UMKM lebih baik.

Secara kumulatif, hingga awal tahun 2022, Amartha telah menyalurkan pendanaan mencapai Rp 5,6 triliun. Berdasarkan historikal, dalam waktu dua tahun masa pandemi, jumlah tersebut tumbuh tiga kali lipat dibandingkan jumlah kumulatif sebelum masa pandemi yakni sebesar Rp 1,8 triliun.

Di tahun 2022 ini Amartha akan semakin gencar dalam melakukan inovasi digital. Seperti penerapan pembayaran cashless, penerapan proses administrasi digital, serta mengoptimalkan layanan berbasis aplikasi seperti Amartha+ untuk para mitra Amartha.

Amartha menargetkan untuk dapat melakukan ekspansi ke wilayah-wilayah lain di tahun 2022 ini. Di Sumatera, Amartha berencana memperluas jangkauan hingga ke wilayah pulau Bangka Belitung. Dan menjangkau wilayah Sulawesi Utara untuk wilayah timur Indonesia.

Sedangkan sektor UMKM yang lebih ditargetkan adalah sektor perdagangan. Sektor ini terbukti lebih stabil dan tangguh ,meskipun pandemi covid belum juga usai.

“Amartha optimistis, di tahun 2022 ini dapat lebih banyak menjangkau pelaku usaha mikro melalui layanan keuangan digital,” tutup Taufan. (sen)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER