Jumat, 29 Maret 2024
FINTECHNESIA.COM |

Studi Visa: Layanan Perbankan Virtual Semakin Populer

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Layanan perbankan virtual semakin populer di Indonesia. Visa Consumer Payment Attitudes Study memperlihatkan, 85% konsumen mengetahui dan mengaku tertarik membuka rekening bank virtual. 

Minat terhadap perbankan virtual didominasi oleh Gen Y atau milenial (89%). Hampir setengah dari mereka sudah memiliki rekening bank virtual. Dengan layanan yang paling dicari dari bank virtual adalah transfer uang (76%). Lalu pembayaran tagihan (72%), serta setor tunai dan penarikan (66%).

Studi tersebut juga menunjukkan, masyarakat Indonesia paling tertarik membuka rekening bank virtual di bank tradisional yang mulai menawarkan layanan perbankan virtual (92%). Selanjutnya di perusahaan terkenal yang sebelumnya tidak bergerak di ranah layanan keuangan (83%), dan di perusahaan startup yang baru (68%).

Presiden Direktur PT Visa Worldwide Indonesia, Riko Abdurrahman mengatakan, pandemi mengakselerasi kebutuhan akan layanan perbankan virtual 24/7 yang lebih cepat dan lebih andal. Transaksi dapat dilakukan dan diverifikasi cukup dengan beberapa klik di gawai konsumen. 

“Bank virtual memiliki keunggulan berupa kemudahan akses dan kenyamanan. N asabah dapat membuka rekening bank virtual hanya dengan kartu identitas mereka secara mobile,” kata Riko, belum lama ini. 

Konsumen terbagi rata dalam preferensinya antara menggunakan bank tradisional atau bank virtual sebagai penyedia layanan perbankan utama mereka (51% vs 49%). Berdasarkan studi Visa ini, bank virtual dianggap lebih andal dengan fitur perbankan 24 jam (39%). 

Lalu lebih nyaman dalam hal pengalaman pengguna (37%), dan lebih praktis karena proses layanan yang sepenuhnya digital, termasuk pembukaan rekening hingga persetujuan pinjaman (34%). Sementara itu, bank tradisional dianggap lebih aman (23%) dan menawarkan layanan pelanggan yang lebih baik (21%).

Sekitar 4 dari 10 konsumen Indonesia melihat perbankan virtual sebagai perbankan yang lebih cepat, nyaman, dan lebih inovatif,. Mereka tidak perlu repot mengunjungi kantor cabang atau menunggu antrian.

Namun, keamanan menjadi alasan utama untuk tidak memilih bank virtual. Sekitar 5 dari 10 konsumen Indonesia percaya bahwa akun bank virtual memiliki peluang lebih tinggi untuk diretas (48%) dan lebih berisiko terhadap transaksi yang tidak sah atau penipuan (45%). (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER