Sabtu, 13 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Lebih dari Sekadar Tren, Aset Kripto Hadir dan Terus Berkembang

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Kepopuleran aset kripto sebagai alat investasi telah mendapatkan daya tarik global. Survei terbaru Zipmex, salah satu aplikasi kripto di Asia Tenggara, bersama firma riset pasar Jakpat mengonfirmasi tren serupa terjadi di Indonesia.

Menurut survei, aset kripto (11,69%) berada di antara lima teratas yang paling banyak digunakan di pasar. Bersama emas (25,51%), reksa dana (14,75%), deposito berjangka (13,57%), dan properti (11,64%).

Data dari survei, yang disebarkan kepada lebih dari seribu orang, berusia 25-40, pada 33 provinsi di Indonesia. Hasilnya menunjukkan, 62,83% atau hampir 2/3 responden tertarik berinvestasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan.

Tingginya persentase responden yang tertarik pada investasi aset kripto, selaras dengan profil risiko responden. Sebanyak 88,88% dari responden memilih antara investasi risiko rendah (42,44%) atau risiko sedang (46,44%) dibandingkan risiko tinggi (11,12%).

“Jutaan orang Indonesia telah berinvestasi di aset kripto. Kami berharap, melihat lebih banyak orang Indonesia ke depan berinvestasi di aset kripto,” kata Siska Lestari, Head of Growth Zipmex Indonesia, belum lama ini.

Secara keseluruhan, sebanyak 87,85% responden yang berpartisipasi di survei merupakan investor. Sebanyak 31,8% memiliki satu instrumen. Sedangkan 45,85% memiliki banyak instrumen investasi.

Sedangkan untuk responden lain yang belum berinvestasi beralasan: masih memiliki tagihan dan pinjaman untuk dilunasi (60,35%). Mereka lebih suka memiliki akses ke uang tunai (20,26%).

Dalam hal kripto, ada tiga alasan utama mengapa mereka belum berinvestasi di aset kripto. Mereka menganggap, masih kurangnya informasi terkait kripto (45,31%), tidak mengetahui mulai dari mana (17,46%), dan terlalu berisiko (15,53%).

Untuk jenis kelamin, survei melaporkan, pemilik aset kripto laki-laki (29,78%) lebih tinggi dibandingkan pemilik aset kripto perempuan (16,6%). Persentase responden laki-laki yang tertarik untuk investasi di aset kripto dalam tiga bulan ke depan juga lebih tinggi (71,2%) dibandingkan responden perempuan (54,63%).

Ketika data tersebut dipecah menjadi kelompok umur, persentase kepemilikan aset kripto berada dalam kelompok usia 31-35 (25,74%). Diikuti usia 25-30 tahun (23,38%), dengan 36-40 (17,47%) di posisi terendah.

Meskipun persentase kepemilikannya rendah, sejumlah 66,27% dari kelompok usia 36-40 dilaporkan memiliki minat untuk berinvestasi di aset kripto selama tiga bulan ke depan. Sementara 67% dari kelompok usia 31-35 dan 59,53% dari kelompok usia 25-30 melaporkan selera yang sama untuk investasi aset kripto.

Selain itu, data tersebut juga menyebutkan, lebih dari 60% responden tertarik berinvestasi di aset kripto. Dan akan mengambil kesempatan untuk mulai berinvestasi di dalamnya, dalam tiga bulan ke depan.

Meskipun minat telah muncul, laporan ini juga mengatakan, lebih dari 50% responden mengakui, mereka juga kurang memiliki pengetahuan dan wawasan yang memadai tentang hal itu.

Menurut Siska, kesalahpahaman terbesar tentang kripto di Indonesia adalah keterkaitannya yang kuat dengan volatilitas nilai jangka pendek dan perubahan cepat di pasar kripto yang terjadi dalam 24/7. Tidak seperti pasar saham Indonesia.

“Dari perspektif ini, kami memahami, berinvestasi di kripto dapat dianggap sebagai aktivitas yang sangat berisiko, menakutkan, dan mengintimidasi. Dan dalam kampanye kami berikutnya yang akan segera kami luncurkan, kami akan mencoba mematahkan ketidakpercayaan besar ini dengan menjelaskan lebih banyak wawasan tentang aset kripto, sebagai instrumen investasi yang akuntabel dan layak dipercaya,” terang Siska.

Pada kenyataannya, berinvestasi dalam aset kripto dalam jangka waktu yang lama menghadirkan cerita yang sama sekali berbeda. Mengingat aset kripto telah mengalami pertumbuhan kolektif yang kuat dan stabil selama beberapa tahun terakhir.

“Untuk membantu mengilustrasikan poin tersebut, kapitalisasi pasar global aset kripto telah tumbuh lebih dari sepuluh kali lipat dari sekitar US$ 150 miliar menjadi lebih dari US$ 1,7 triliun selama beberapa tahun terakhir saja,” jelas Siska.

Ada banyak fitur yang tersedia di Zipmex yang memungkinkan pengguna untuk dengan mudah berinvestasi di kripto. Dua di antaranya adalah ZipUp dan Ziplock.

ZipUp adalah akun fleksibel untuk menyimpan berbagai aset kripto, antara lain bitcoin, ethereum, tether, dan xBullion, yang dapat diakses dan ditarik kapan saja dan di mana saja. Dengan ZipUp, bunga dibayarkan setiap hari tanpa jangka waktu tetap dan tanpa jumlah setoran minimum.

ZipLock adalah fitur di platform Zipmex. Fitur ZipLock bekerja dengan mengunci sejumlah token ZMT untuk jangka waktu tertentu. Di fitur ZipLock, aset kripto Anda akan dikunci selama 45 hari. Selama jangka waktu tersebut, Anda tidak dapat menarik atau menggunakan aset kripto untuk trading.

Sebagai bonus, Anda akan mendapatkan bunga hingga 14% per tahun. Sama seperti ZipUp, bunga atas aset Anda bertambah dan akan dikreditkan setiap hari. Langsung ke Z Wallet Anda.

Informasi penting lainnya tentang Zipmex ialah bahwa Zipmex merupakan perusahaan yang beroperasi di bawah aturan dan regulasi yang diimplementasikan oleh pemerintah Indonesia. Zipmex telah resmi terdaftar pada Badan Pengawas Perdagangan Berjangka Komoditi (BAPPEBTI) dan bergerak di bawah pengawasan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo).

Zipmex juga telah ditetapkan sebagai mitra resmi dari Asian Pacific Economic Cooperation (APEC) yang akan diadakan pada 14-19 November 2022 di Bangkok, Thailand dan siap mendukung tema utama dari APEC. Yaitu transformasi digital untuk percepatan pertumbuhan ekonomi yang sempat terhambat karena pandemi Covid-19. (eko)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER