Kamis, 25 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bertransformasi Menjadi Bank Digital, Ini Kinerja Bank Raya

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) PT Bank Raya Indonesia Tbk dihadiri oleh para pemegang saham. Mereka mewakili 89,12% atau sejumlah 20.272.728.972 saham.

Pada RUPST belum lama ini, direksi memaparkan kinerja bank berkode saham AGRO tersebut. Walaupun terjadi perlambatan sebagai dampak dari proses transformasi menjadi bank digital yang sedang berlangsung, Bank Raya masih dapat menjalankan fungsi intermediasi dengan baik. Tercermin dari sejumlah indikator kinerja yang menunjukkan perkembangan yang positif.

Dari sisi biaya bunga, bank yang dulu Bernama BRI Agro ini berhasil menjalankan bisnis dengan biaya bunga yang lebih efisien. Sehingga terdapat penurunan beban bunga pada akhir 2021, yaitu sebesar 40,8%, dibandingkan tahun sebelumnya (yoy) menjadi Rp 773,62 miliar. 

Penurunan ini diiringi dengan kegiatan operasional yang dapat dijalankan secara efisien. Sehingga tanpa memperhitungkan cadangan kerugian penurunan nilai (CKPN) atas aset, Bank Raya membukukan pre-provisioning operating profit(laba operasional sebelum pencadangan) sebesar Rp 582 miliar. Naik 53,18% yoy. 

Beberapa rasio lain yang juga memperlihatkan solidnya pertumbuhan bisnis Bank Raya adalah melalui rasio margin bunga bersih atau net interest margin (NIM) dan rasio kewajiban penyediaan modal minimum (KPMM/CAR) yang berhasil dijaga sesuai target. Masing-masing sebesar 3,87% dan 20,24%.

Selain itu, transformasi bisnis Bank Raya dari bisnis legacy menuju pengembangan bisnis kredit digital telah menyumbangkan pertumbuhan pada penyaluran kredit digital melalui aplikasi PINANG (Pinjaman Tenang). Pertumbuhan kredit digital melalui Pinang Connect, Pinang Maksima, Pinang Performa dan Pinang Flexi tercatat Rp 488 miliar pada akhir 2021. 

Naik sebesar 6 kali lipat dibandingkan periode sebelumnya. Hal ini memperlihatkan komitmen Bank Raya untuk dapat terus memperluas akses penyaluran kredit yang merata di Indonesia.

Tumbuhnya penyaluran kredit digital Bank Raya merupakan salah satu manfaat yang dihasilkan dari transformasi bisnis menjadi bank digital. Meski demikian, Bank Raya tengah melakukan pengelolaan terhadap kredit tidak lancar yang berasal dari bisnis legacy

Untuk mendukung transformasi yang dijalankan Perseroan, khususnya dalam peralihan dari bisnis legacy, maka Bank Raya membukukan kenaikan pencadangan (CKPN) yang cukup signifikan. Pembukuan tersebut membuat profitabilitas mengalami penurunan yang tajam. Sehingga pada untuk tahun 2021, Bank Raya membukukan rugi bersih sebesar Rp3,05 triliun.

Bank Raya mencatatkan penyaluran kredit Rp11,61 triliun. Menurun 40,45% yoy dibandingkan tahun sebelumnya. Ini karena perubahan portofolio bisnis dari bisnis menengah ke bisnis digital. 

Dari sisi penyaluran dana pihak ketiga, Bank Raya mencatat dana pihak ketiga (DPK) sebesar Rp 13,5 triliun. Turun sebesar 41,31% yoy. Mencerminkan kebijakan penurunan suku bunga simpanan yang diambil Perseroan karena adanya penyesuaian kebutuhan dana akibat perubahan fokus bisnis.

Direksi Perseroan juga melaporkan pada RUPST, Bank Raya telah melaksanakan aksi korporasi dalam bentuk Penambahan Modal dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) pada tahun 2021, dalam rangka memperkuat permodalan Bank Raya untuk memenuhi ketentuan regulator dalam pemenuhan modal inti minimal Rp 2 triliun pada akhir tahun 2021.

Melalui PMHMETD tersebut, pemegang saham telah menyerap secara optimal saham baru yang diterbitkan sebanyak 1.054.545.185 saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.100 per saham. Dengan harga pelaksanaan tersebut, Bank Raya telah menghimpun dana sebesar Rp 1,16 triliun. Dana sepenuhnya untuk modal kerja dalam rangka penyaluran dana berbentuk kredit berbasis digital.

RUPST menyetujui pengangkatan anggota Dewan Komisaris dan Direksi baru, sehingga pada penutupan dari RUPST 2022 hingga RUPST berikutnya, susunan Dewan Komisaris dan Direksi Perseroan adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris

Komisaris Utama : Rudhy Sidharta

Komisaris Independen : Eko B. Supriyanto

Komisaris Independen : Rina Sa’adah

Komisaris Independen : Rama G. Notowidigdo

Komisaris : Achmad F. C. Barir

Direksi

Direktur Utama : Kaspar Situmorang

Direktur Enterprise Risk Management, 
Compliance & Human Resources. : Ernawan

Direktur Keuangan: Akhmad Fazri

Direktur Retail Agri dan Pendanaan : Dedy Hendrianto

Direktur Digital dan Operasional : Bhimo Wikan Hantoro. (iwa)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER