Sabtu, 13 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Evolusi BukuWarung, Dari Pembukuan Digital dan Layanan Keuangan UMKM

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Berdiri pada 2019, BukuWarung berkomitmen membantu para pelaku UMKM di Indonesia dalam pengelolaan dan pengembangan bisnis secara efisien. Sehingga membantu mempercepat kesuksesan finansial bagi usaha mikro dan kecil di Indonesia.

Untuk itu, BukuWarung menghadirkan berbagai fitur dan terus mengembangkan layanan agar memudahkan pengguna untuk menjalankan bisnis. Dimulai dari fitur utama, pencatatan pemasukan dan pengeluaran, penagihan utang melalui SMS ataupun Whatsapp, hingga kini berkembang menjadi penyedia jasa keuangan lengkap dalam satu aplikasi.

Studi Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) akhir tahun lalu menemukan, penggunaan aplikasi BukuWarung meningkatkan produktivitasUMKM. Sehingga menambah output usaha sebesar Rp 640 miliar.

BukuWarung juga menambah penyerapan tenaga kerja UMKM sebesar 78.000 orang atau tumbuh 22,63% dibandingkan ketika tidak ada BukuWarung. Aktivitas ekonomi BukuWarung mendatangkan dampak terhadap penyerapan kredit UMKM sebesar Rp 1,14 triliun atau setara 0,12% dari total kredit UMKM.

Dengan pencatatan keuangan yang lebih rapi, pelaku UMKM lebih bisa leluasa melakukan peminjaman modal di perbankan.

“Kami berusaha menghadirkan jasa keuangan melalui aplikasi kami untuk memudahkan pelaku UMKM menjalankan dan mengembangkan bisnisnya. “Kami berharap, bisa membantu UMKM, lebih resilien lagi terhadap tantangan ekonomi yang sedang dihadapi dan akan terjadi di masa depan,” terang Romy Williams, VP Operations BukuWarung, baru-baru ini.

BukuWarung juga terus berperan aktif agar UMKM lebih melek digital. Sehingga bisa memanfaatkan berbagai kemudahan lewat kemajuan teknologi. Tujuannya mengembangkaan bisnis melalui berbagai kegiatan literasi keuangan dan digital bekerjasama dengan dinas koperasi di beberapa daerah. Termasuk Bogor, Jawa Tengah, dan Yogyakarta.

Upaya digitalisasi UMKM memang masih menghadapi banyak tantangan. Sebagai negara dengan pertumbuhan ekonomi digital yang berkembang paling cepat di Asia Tenggara, tidak otomatis membuat penduduk Indonesia menjadi melek teknologi dan digital. Pada kenyataannya, 49% penduduk dewasa di Indonesia bahkan belum memiliki akses internet.

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat jumlah UMKM yang sudah onboarding di ekosistem digital baru mencapai 19% atau sekitar 12 juta UMKM. Jumlah ini relatif lebih besar dibanding tahun 2020 lalu yang masih di angka 13% atau sekitar 8 juta UMKM .

Padahal pemanfaatan teknologi digital membuka peluang bagi diversifikasi pendapatan mengingat aktivitas jual beli online makin meningkat utamanya selama pandemi COVID-19 yang telah berlangsung sejak 2020.

Kementerian Koperasi dan UKM mencatat peningkatan jumlah transaksi secara online sebesar 26%. Atau 3,1 juta transaksi per hari serta kenaikan 35% pengiriman barang selama pandemi.

“Oleh karena itu kami selalu terbuka kerjasama dengan berbagai stakeholder demi mengakselerasi digitalisasi UMKM di Indonesia. Kami selalu siap dan bersedia menjadi mitra strategis demi menjadikan digitalisasi UMKM sebagai pilar utama ekonomi dan pembangunan,” tambah Romy.

BukuWarung yang kini telah digunakan oleh lebih dari 7 juta merchants. Menargetkan penambahan jumlah pengguna mencapai 12 juta dan meningkatkan pengguna baru Quick Response Indonesian Standar (QRIS) sebagai bagian dari Blueprint Sistem Pembayaran Indonesia 2025 yang diinisiasi oleh Bank Indonesia (BI) hingga 30 kali dalam 6 bulan ke depan. (nin)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER