Selasa, 23 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Impementasi Adaptive Bank, BTPN Syariah Gapai Laba Bersih Rp 411 Miliar, Naik 9,6% 

BACA JUGA




FinTechnesia.com | BTPN Syariah melakukan digitalisasi secara bertahap. Tidak serta merta memaksakan teknologi. 

Brawl dengan digitalisasi proses pelayanan dan pendampingan kepada nasabah melalui para bankir pemberdaya di lapangan. Dalam hal ini nasabah tetap merasakan pelayanan yang humanis yang selama ini menjadi salah satu kekuatan utama pelayanan bank berkode saham BTPS itu .

BTPN Syariah mengembangkan layanan berbasis aplikasi yang menyesuaikan kemampuan adaptasi nasabah. Selama pandemi, nasabah tersebut telah membantu untuk melayani nasabah yang ada di komunitasnya, memperkenalkan dan membawa layanan perbankan dalam ekosistem terdekat mereka melalui aplikasi Warung Tepat. 

Aplikasi ini akan digunakan oleh Mitra Tepat yaitu nasabah yang ditunjuk sebagai mitra untuk dapat melakukan pelayanan setor dan tarik tunai, membuka rekening hingga melayani transaksi. Seperti membeli pulsa dan membayar tagihan, termasuk layanan e-commerce untuk barang-barang kebutuhan sehari-hari. 

“BTPN Syariah memposisikan diri menjadi adaptive bank. Bank yang memang mengembangkan inovasinya sesuai kemampuan dan kebutuhan nasabahny,” kata Direktur BTPN Syariah, Fachmy Achmad, Selasa (26/4). 

BTPN Syariah juga terus melakukan penyempurnaan layanan e-channel bagi nasabah pendanaan melalui Tepat Mobile Banking. Teknologi ini mengoptimalkan kemudahan bertransaksi, sekaligus berkesempatan terlibat dalam memberdayakan masyarakat inklusi.

BTPN Syariah meyakini, inovasi fondasi digital yang dikembangkan bagi kebutuhan masyarakat inklusi juga membawa pertumbuhan yang positif dan terjaga terhadap kinerja keuangan bank.

Hasilnya terlihat. Di kuartal I 2022 BTPS mencatat laba bersih Rp 411 miliar. Tumbuh 9,6% dibandingkan periode yang sama di tahun sebelumnya yang senilai Rp 375 miliar. 

Pertumbuhan pembiayaan ini disertai dengan kualitas pembiayaan yang tetap sehat. Tercermin dari non performing financing (NPF) di bawah ketentuan regulator.

Rasio kecukupan modal atau capital adequacy ratio (CAR) di level 53 %. Jauh di atas ketentuan dan rata-rata industri bank syariah. Dengan total aset tumbuh 11% yoy menjadi Rp 19,2 triliun. Adapun, dana pihak ketiga (DPK) dijaga di level yang efisien pada Rp 11 triliun. (jun)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER