Rabu, 24 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Awas, Trojan Meniru Suara Customer Service Perbankan

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Trojan perbankan yang dijuluki ‘Fakecalls’ menyamar sebagai aplikasi perbankan.Trojan meniru telepon dukungan pelanggan (customer support) dari bank-bank Korea Selatan paling populer.

Tidak seperti Trojan perbankan biasa, ia dapat mencegat panggilan ke bank sesungguhnya menggunakan koneksi mereka sendiri. Dengan kedok sebagai karyawan bank, para pelaku kejahatan siber mencoba membujuk korban memberikan data pembayaran atau informasi konfidensial lain.

Peneliti Kaspersky menemukan Trojan perbankan Fakecalls pada Januari 2021. Selama penyelidikan, mereka menemukan, ketika seorang korban menelepon hotline bank, Trojan membuka panggilan layar palsunya sendiri sebagai pengganti panggilan asli bank.

Ada dua kemungkinan skenario yang terungkap setelah panggilan disadap. Pertama, Fakecalls menghubungkan korban secara langsung. Dengan pelaku kejahatan siber yang menampilkan diri mereka sebagai dukungan pelanggan bank.

Kedua yaitu skenario alternatif. Trojan memainkan audio yang telah direkam sebelumnya menirukan salam standar dari bank dan meniru percakapan standar menggunakan pesan suara otomatis.

Dari waktu ke waktu, Trojan menyisipkan potongan audio kecil dalam bahasa Korea. Tujuan utama dari panggilan tersebut adalah untuk membujuk korban memberikan sebanyak mungkin informasi yang sangat konfidensial, termasuk rincian rekening bank.

Namun, pelaku kejahatan siber yang menggunakan Trojan ini tidak mempertimbangkan beberapa calon korbannya mungkin menggunakan bahasa antarmuka yang berbeda. Misalnya, bahasa Inggris dan bukan bahasa Korea.

Layar Fakecall hanya memiliki versi Korea. Berarti beberapa pengguna yang menggunakan bahasa antarmuka Inggris akan mencium hal yang tidak beres dan dapat mengungkap ancaman ini.

Saat diunduh, aplikasi Fakecall, yang menyamar sebagai aplikasi perbankan asli, meminta berbagai izin. Seperti akses ke kontak, mikrofon, kamera, geolokasi, dan penanganan panggilan.

Izin ini memungkinkan Trojan mengakses panggilan masuk dan menghapusnya dari riwayat perangkat. Msalnya, ketika bank sesungguhnya mencoba menjangkau kliennya.

Trojan Fakecalls tidak hanya dapat mengontrol panggilan masuk tetapi juga dapat memalsukan panggilan keluar. Jika pelaku kejahatan siber ingin menghubungi korban, Trojan menampilkan layar panggilannya sendiri di atas layar sistem.

Akibatnya, pengguna tidak melihat nomor asli yang digunakan oleh pelaku kejahatan siber melainkan nomor telepon layanan dukungan bank yang ditampilkan oleh Trojan.

Saat pelaku kejahatan siber mencoba meyakinkan korban bahwa aplikasi itu asli, Fakecalls sepenuhnya meniru aplikasi seluler bank terkenal Korea Selatan. Mereka memasukkan logo bank asli dan menampilkan nomor dukungan bank sesungguhnya seperti yang ditampilkan di halaman utama situs web resmi mereka.

Klien perbankan selalu diimbau waspada terhadap panggilan dari scammers. Namun, saat mengontak dukungan pelanggan bank secara langsung, mereka tidak berekspektasi adanya bahaya.

Pada dasarnya, masyaraka memiliki kepercayaan terhadap karyawan bank. Pelaku kejahatan siber yang membuat Fakecalls telah menggabungkan dua teknologi berbahaya: Trojan perbankan dan rekayasa sosial. Sehingga korban lebih mungkin kehilangan uang dan data pribadi.

“Saat mengunduh aplikasi mobile banking baru, pertimbangkan izin yang diminta. Jika mencoba untuk mendapatkan akses berlebihan yang mencurigakan ke kontrol perangkat, termasuk akses penanganan panggilan, kemungkinan besar aplikasi tersebut adalah Trojan perbankan,” komentar Igor Golovin, peneliti keamanan di Kaspersky. (ari)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER