Selasa, 23 April 2024
FINTECHNESIA.COM |

Bahana TCW Mengubah Portofolio Reksadana Makara Prima

BACA JUGA




FinTechnesia.com | Dua tahun terakhir, kondisi perekonomian secara global dilanda ketidakpastian. Perubahan drastis kerap terjadi tanpa ada tanda-tanda sebelumnya.

Mulai perang dagang Amerika Serikat (AS)-China, pandemi Covid-19, kebijakan tapering The Fed hingga konflik Rusia-Ukraina. Belum lagi ditambah adanya krisis energi dan krisis logistik.

Kondisi perekonomian dunia yang sangat dinamis dan penuh ketidakpastian ini membuat sebagian besar investor mulai memilih safe haven asset untuk menaruh dana investasi. Aau malah memilih investasi di produk investasi yang lebih stabil dan aman misalnya emas.

Maka, PT Bahana TCW Investment Management (Bahana TCW) melakukan perubahan strategi untuk salah satu produk reksadana unggulan. Yaitu reksadana pendapatan tetap Makara Prima.

Makara Prima menggunakan strategi baru. Yaitu low risk underlying, yemiliki risiko relatif lebih rendah sehingga menurunkan risiko volatilitas dengan berinvestasi pada >50% obligasi pemerintah, dan sisanya pada obligasi korporasi.

Direktur Bahana TCW, Danica Adhitama mengatakan, melihat perkembangan kondisi ekonomi dan tren investasi belakangan ini, mengubah fokus strategi portofolio Makara Prima.

“Dengan menggunakan strategi baru, strategi ini tentu bertujuan untuk memberikan skema investasi yang lebih stabil dan menjaga return yang optimal di tengah dinamika yang terjadi,” kata Danica, belum lama ini.

Sebelumnya, Makara Prima adalah sebuah reksadana pendapatan tetap. Dengan komposisi portofolio saham 0%-20%, obligasi 80%-100%, pasar uang/kas 0%-20%. Produk ini berinvestasi sebagian besar pada obligasi negara dengan strategi utama, dynamic-play pada durasi obligasi tenor panjang dan memiliki sedikit eksposur pada efek saham.

Makara Prima menjadi sebuah produk investasi yang menawarkan kelebihan berupa kestabilan investasi. Produk ini memiliki volatilitas rendah sehingga cocok untuk dibeli saat tren suku bunga meningkat.

“Selain itu, produk ini memiliki durasi yang relatif rendah sehingga dapat menghasilkan volatilitas yang lebih terkendali dibandingkan dengan indeks acuan obligasi pemerintah,” terang Danica.

Per Desember 2021, Bahana TCW termasuk 3 Besar dari 92 Manajer Investasi di Indonesia. Dan mengelola Rp 50,3 triliun dana kelolaan (AUM). (ari)


BERITA TERBARU

BERITA PILIHAN

header

POPULER